DENPASAR, Balipolitika.com- Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali kembali adakan gerai baca buku gratis yang bertempat di Lapangan Niti Mandala Denpasar, Minggu, 11 Mei 2025.
I Gusti Made Alit Permana Putra, Kepala Divisi Pendidikan dan Kaderisasi Frontier Bali menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kritis serta keprihatinan terhadap keadaan literasi generasi muda Bali saat ini.
Sebelumnya, santer diberitakan di berbagai media bahwa 115 siswa SMP di Buleleng dilaporkan tidak bisa membaca.
Kondisi pendidikan di Buleleng makin miris dan memprihatinkan lantaran laporan bahwa 842 siswa SD diketahui tidak bisa calistung.
“Sungguh miris padahal Buleleng dikenal sebagai Kota Pendidikan,” ungkap I Gusti Made Alit Permana Putra.
Sekjen Frontier Bali, Anak Agung Gede Surya Sentana menuturkan bahwa kegiatan Gerai Baca Frontier Bali beroperasi sebelum pandemi Covid-19 melanda dan sempat terhenti karena adanya pembatasan kegiatan masyarakat.
Pasca pandemi Covid-19, Gerai Baca Frontier Bali kembali aktif melakukan kegiatan melapak di berbagai tempat seperti di Lapangan Puputan, Lapangan Niti Mandala, dan kampus-kampus di seluruh penjuru Bali.
“Kegiatan ini sudah ada sebelum viralnya berita ratusan siswa SMP di Buleleng tidak bisa membaca,” tuturnya.
“Kami sedari dulu sudah sadar akan minimnya minat membaca di Bali. Minat baca yang kurang ini tentunya disebabkan dari berbagai faktor baik karena akses buku yang mahal serta bobroknya sistem pendidikan dengan pergantian kurikulum di setiap pergantian kabinet. Selain itu, peran pemerintah di Bali masih sangat kurang perhatian terhadap budaya literasi anak muda yang menyebabkan kejadian yang viral di Buleleng. Pemerintah harusnya fokus untuk membangun literasi bukanya fokus membangun proyek-proyek perusak alam,” tandas Anak Agung Gede Surya Sentana.
Lebih jauh, Frontier Bali juga menuntut pemerintah mengambil langkah nyata guna menanggulangi krisis membaca di Bali.
Tegas Anak Agung Gede Surya Sentana hanya dengan membaca, maka seseorang dapat meningkatkan pengetahuan anak bangsa demi kemajuan Negera Kesatuan Republik Indonesia.
“Pemerintah Bali harus mencari formula, jangan sampai ada siswa yang tak bisa membaca di Bali,” tegasnya. (bp/ken)