Catatan: Puisi-puisi ini diambil dari buku Malam Cahaya Lampion (Pustaka Ekspresi, 2023, Edisi Khusus) dan dimuat di Bali Politika untuk merayakan Imlek 2576 Kongzili atas seizin penyairnya. Gong Xi Fa Cai, Selamat Tahun Baru Imlek!
Sin Cia
1 Cia Gwee. Musim semi
tanah leluhur. Musim semi
di keriangan anakanak. Musim semi
bagi yang bersukacita.
Langit mendung, wajah tak murung
Sebab hujan awal tahun,
pertanda peruntungan baik
Takhyul? Diamdiam menyenangkan juga
Tapi jangan! Jangan suara gagak di atas genting
Itu membuat merinding.
Hei, lihatlah! Naga bangkit
dari kubur. Meliukliuk
seirama tambur. Matamu
mungkin belum lamur untuk melihat
yang bertahuntahun kau kubur
hidup kembali. Tak mudah
membunuhnya.
Hei, ada pasar mengekor
di ekor naga. Siapa
meraup untung?
1 Cia Gwee. Musim semi
Bersujud pada langit, berkah bagi bumi.
Keterangan:
Sin Cia = tahun baru
1 Cia Gwee = tanggal 1 bulan 1 Imlek
Dewa Dapur Chao Kung
Rasa malu mengantar tubuh
Jadi abu. Maka dewa dapurlah ia
Bermata api bertubuh asap
Menyelinap di anglo dan panci
Bersiul teko, berdendang dandang
Mengendapendap di antara lengkuas, jahe, cabai
Sepanjang tahun menyusun laporan rahasia
Tentang penghuni rumah berdapur
Bisa sepedas cabai, bisa segurih gulai
Bisa semanis gula, bisa sepahit pare
Bisa pula sejernih air atau segelap jelaga
24 Cap Ji Gwee, asap tubuhnya menjadi awan
Membubung ke istana langit
Melapor kepada kaisar langit. Perempuan
Masih saja perempuan yang banyak dilaporkan
Lalu lelaki? Dan yang tak berumah, tak berdapur?
4 Cia Gwee, bersama angin barat
Menukik ia melintasi naga ekor api
Pilar penyangga langit
Kembali ke dapurdapur
Menyusun laporan baru
Berkah bagi si baik, hukuman bagi si jahat
Tapi si busuk hati, penguasa tamak
Pandai berkelit
Takhta darah berlimpah harta
Mencuri lebih mahir dari tuyul
Banyak yang dikelabui
Pun Chao Kung
Musim berganti
Dapur beralih rupa
Chao Kung semakin uzur
Mata api meredup
Saatnya diganti dewa muda
Yang tak dapat dikelabui
Menjaga alasan memuja dewa
Dan berkah bagi si baik, hukuman bagi si jahat.
Keterangan:
24 Cap Ji Gwee = Tanggal 24 bulan 12 Imlek.
4 Cia Gwee = Tanggal 4 bulan 1 Imlek.
Malam Cahaya Lampion
Lampion. Tarian naga bersayap
di tanah ini. Tanah hidupku
Tempat angin pertama menyentuh.
Matamukah setajam silet
mengulitiku. Kesurupan
Atau mabukkah kau? Benamkan
kepalamu. Bayangkan
kita dikuliti bumi
Dan semutsemut bersarang
di liang mata.
Tubuh tak kekal
Jiwa diterbangkan naga
di malam cahaya lampion
di waktu
tak terbaca telapak nasib.
Hu
Sediakan tubuhmu
Dewa hendak masuk
Hirup berbatang asap dupa
Dengarkan mantra pelupa
Menari dan torehkan pedang sakti
Guratkan tuah aksara dari alam dewadewi
ladilah Hu! Lidah darah dewa
Mengawal pintupintu
Bersama Sin Touw dan Ut Lui
Menangkal jurik, demit, setan pengganggu
Menangkal segala yang jahat
Tapi, iblis dalam diri
dapatkah ditangkalnya?
Hu. Bunga bintang timur
Mengetuk pintu langit
Mengetuk pintu bumi
Mengawal pintupintu
Bersama Sin Touw dan Ut Lui
Tapi, masih ada yang masuk
Ke bilikbilik rahasia
Mencuri sebagian diri anakanak
Mencuri sebagian diri kita
Hu, tak menangkalnya
Sin Touw dan Ut Lui membiarkannya
Apa sifatnya?
Keterangan:
Hu = Jimat penangkal “kekuatan” jahat.
Sin Touw dan Ut Lui adalah dua dewa pintu.
BIODATA
Tan Lioe Ie adalah seorang penyair Indonesia yang berasal dari Bali. Selain puisi, ia juga menulis esai dan cerpen serta menggubah puisimusik, sinergi puisi dengan musik. Berkat puisi, ia diundang ke berbagai negara mengikuti festival sastra. Ia memperoleh penghargaan Bali Jani Nugraha tahun 2022 dari Gubernur Bali. Buku puisi terbarunya Ekphrasis (2024) masuk tiga besar Buku Puisi Pilihan Tempo.
Handy Saputra lahir di Denpasar, 21 Februari 1963. Pameran tunggal pertamanya bertajuk The Audacity of Silent Brushes di Rumah Sanur, Denpasar (2020). Pameran bersama yang pernah diikutinya, antara lain Di Bawah Langit Kita Bersaudara, Wuhan Jiayou! di Sudakara Artspace, Sanur (2020), Move On di Bidadari Artspace, Ubud (2020), Argya Citra di Gourmet Garage (2021). Instagram: @handybali.