Badung (BaliPolitika.Com) – Dibandingkan 5 kabupaten/kota penyelenggara pemilihan kepala daerah, Rabu, 9 Desember 2020 mendatang, Badung paling tidak diperhitungkan. Banyak pihak menilai iklim demokrasi di Badung telah mati suri seiring penguasaan mutlak semua lini oleh PDI Perjuangan. Parpol berlambang banteng menyapu bersih jabatan alat kelengkapan dewan setelah merebut 28 dari 40 kursi DPRD Badung 2019-2024. Dengan menguasai 70 persen suara parlemen, PDIP Badung diprediksi akan menyajikan tontonan demokrasi yang membosankan. Seandainya petahana Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa memilih “tidur” sekalipun ketika masa kampanye, posisi keduanya diyakini tak tergoyahkan. Lebih-lebih 4 parpol lain yang lolos, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, dan NasDem terkesan tak kompak “merebut” kursi empuk Giriasa.
Koalisi Rakyat Badung Bangkit alias KRBB menyikapi kondisi timpangnya peta kekuatan politik di Bumi Keris dengan santai. KRBB menyerahkan nasib Badung ke depan ke tangan masyarakat selaku pemegang kekuasaan tertinggi. “Yang jelas KRBB menyayangkan keberlangsungan pemerintahan Kabupaten Badung saat ini. Untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, Badung membutuhkan manajemen baru dalam segala aspek terutama di bidang anggaran. Badung harus dipimpin oleh sosok yang paham dan pandai mengelola uang,” ucap Ketua KRBB Anak Agung Bagus Tri Candra Arka ditemui langsung di kediamannya.
KRBB tegas pria yang akrab disapa Gung Arca memilih untuk berpikir optimis menatap masa depan Badung. Dirinya merinci KRBB akan membuka pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Badung pada Juni 2020. Nama-nama yang terkumpul selanjutnya akan disurvei. “Kami upayakan bulan Juli 2020 mulai mengurus rekomendasi ke pusat. Persiapan kita minimal 2 bulan. Dalam kemungkinan menang yang tipis, Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) tetap optimis. Tidak ada yang mustahil bila kita mau berusaha,” ungkap pria murah senyum itu. *