Ilustrasi Iphone – 2 siswi SMA kemakan rayuan Gede, hanya karena tergiur pelaku bakal membelikan handphone Iphone.
GIANYAR, Balipolitika.com – Bujuk rayu dengan barang mewah seperti handphone Iphone, tampaknya cukup meresahkan dewasa ini.
Banyak gadis muda yang tergiur kemajuan zaman, malah rela menggadaikan kehormatan demi memiliki handphone seharga belasan hingga puluhan juta itu.
Namun sayangnya, malah banyak gadis muda yang terkena tipu muslihat pria hidung belang. Di mana niatnya untung malah buntung.
Seperti kasus yang Polres Gianyar ungkap baru-baru ini. Dalam konferensi pers terkait penanganan kasus selama Oktober dan September 2024 pada Kamis (14/11/2024) lalu.
Polres Gianyar membeberkan beberapa kasus, mulai dari pencurian sepeda motor hingga pemerkosaan pada 2 gadis di bawah umur.
Mirisnya, selain pemerkosaan terhadap 2 gadis di bawah umur, pelaku berinisial Gede BABP (19) asal Tabanan juga mengembat handphone para korbannya.
Kapolres Gianyar, AKBP Umar, menjelaskan korban kasus pemerkosaan ini dua orang yakni NWE dan NKV sama-sama di bawah umur atau masih menjadi murid SMA.
Kasus pertama terjadi Sabtu 28 September 2024 sekitar pukul 04.30 Wita, di Blahbatuh dan kasus kedua terjadi di kawasan Bypass Prof Ida Bagus Mantra.
“Awalnya pelaku mencari sasaran lewat Facebook, dia menyasar gadis-gadis di bawah umur, dengan janji akan membelikan handphone Iphone seri tertinggi.
Setelah bertemu, korban malah mengalami pemerkosaan lalu handphone milik korban raib. Kedua korban sudah kami laksanakan visum, hasilnya sudah kita terima, dan memang ada sperma di kelamin korban,” ungkap Kapolres AKBP Umar.
Atas perbuatannya, pelaku pun telah teramankan dan terjerat Undang-undang (UU) Perlindungan Anak dan pencurian dengan kekerasan. “Pelaku dan barang bukti sudah kami amankan,” ujarnya.
Tampaknya peran orangtua dan guru pendidik harus kian gencar, khususnya dalam membangun karakter anak. Di mana dunia kini sedang dalam era globalisasi dan modernisasi yang kerap berdampak negatif pada kaula muda.
Seperti hidup hedon tanpa memiliki penghasilan, atau bahkan pergaulan bebas yang kian tak terkontrol hanya demi sebuah konten atau agar terkenal hebat di antara mereka. (BP/OKA)
