FASE
dari bilangan usia mengering
deretan peluh berjajar
lengkingan tangis terdengar nyaring
menjejak relung
dari uban-uban mulai menyebar
perlahan merambat dan memutih
bukti perjalanan panjang
menaiki puncak arah pulang
dari waktu ditetapkan
hingga senja tiba
belaian angin merayu
tampak lengang dan hening
tak ada sesiapa
Subang, 1 Februari 2024
SIKLUS PERJALANAN
langkah menyusuri jalan berlumpur
menyisir parit, airnya berwarna kuning
angin seakan mengelus lembut rambutku
batu-batu menghalau langkah kaki; gontai
tersandung lewati setengah perjalanan
Jatuh tersungkur sebelum tiba di peraduan semesta
dari proses merengkuh realita dunia
menyimpan pergolakan anomali kehidupan
menyuguhkan aneka kucuran keringat
untuk sebuah tanggung jawab
aku memandang wajah-wajah berbinar
mereka tersenyum
sebab bisa menanak keberkahan
Subang, 6 Maret 2022
POTRET BURAM
berlayar di samudra aksara
terombang-ambing amuk gelombang
terasing; meracau
bertengkar dengan bayangan diri
menjelajahi kala
sendiri menyilaukan taman-taman baca
semua bergeming
kapan semut-semut bergerombol membangun rumah kemajuan?
di atas tanah warisan pendahulu
tak cukup merapal lidah di gorong-gorong
teriak nyaring mengendap
kapan tunas itu tumbuh mencakar langit?
menggebrak dunia:
terbebas belenggu kemalasan
ah, sedang pendaringan kerontang
menapaki belantara dinamika
Subang, 10 Februari 2022
SELEKSI DUNIAWI
seperti terjebak dalam air keruh
mereka bergeming menatap kosong
hanya menunggu panggilan
berkutat dalam uluran tangan
semua sudah dikerahkan
bahkan menjual sebuah nama
merangkai kata-kata persuasif
menjadi rias paling memukau
tuk meraup suara burung-burung terbang
kumpulan hiasan kertas ialah bukti
menjadi pengadu nasib paling terpercaya
namun semesta telah merampungkan
hasil seleksi
tak ada yang lebih baik
semua enyah sehabis kemarau
Subang, 23 Juli 2024
MENJELANG PAGI
Menjelang pagi
Aku masih menggantungkan harap
Pada kabar-kabar burung
Yang santer mendominasi layar kaca
Entah apa yang membuat hati ini terguncang
Kedua mataku sembap
Mereka yang berkuasa di rimba belantara
Berkamuflase hati dan pikiran
Hinggap di ruang-ruang suci
Merias pakaiannya
Serupa awan putih yang tiada noda
Ketika senja menyapa
Aku masih tetap menggantungkan harap
Usai mendengar kabar
Ratusan sang pencerah rimba
Telah dibantai mata pencahariannya
Subang, 23 Juli 2024
KEDUA TANGAN
kedua tanganmu menggendong erat
membelai kepalaku sepanjang malam
tiada lepas dari jangkauan
meski mata berat menahan kantuk
begitu kuat jari-jari itu menggenggam
kedua tanganmu sepanjang hari
cekatan menopang kebutuhan
beratnya melebihi bobot tubuhmu
hingga beragam sayatan terukir
dari telapak tangan yang mengeras
tersembunyi di balik senyuman
kedua tanganmu ialah marwah
membentang sepanjang zaman
takkan tersisih fluktuasi musim
Subang, 29 Mei 2024
BIODATA
Dewis Pramanas Lahir di Subang, 1 Maret 1987. Baginya menulis merupakan tempat menampung ide dan imanjinasinya. Tergabung dalam Kelas Puisi Asqa Imagination school (AIS). Karya puisi pernah termuat di media cetak dan daring. Ia juga aktif mengajar di SD Negeri Ciberes, Kabupaten Subang, bisa temukan jejaknya di media sosial pribadinya IG: dewispramanas
M. Kholilullah alias Holy, lahir di Denpasar, 9 Juni 1997. Ia belajar melukis secara otodidak. Ia pernah berpameran bersama di Universitas Indonesia (Jakarta, 2023) dan pameran tunggal di Jatijagat Kehidupan Puisi (JKP, 2004). Selain melukis, dia aktif berjualan cilok untuk menghidupi dirinya.