Rebana Cinta
aku mencintaimu,
seperti ombak mencintai laut
dan seperti puisi mencintai kata-kata
kata-kata tidak pernah hidup
tetapi selalu menghidupkan
aku mencintaimu,
seperti rebana senandungkan tetabuhan rindu
yang memaksa kita menjadi kata, kelak dibacakan
2025
Serumit Kata-kata
entah, apakah gerangan
yang mengusik pikiranku
hingga cinta terdengar serupa kata-kata rumit
terkadang seperti metafora yang mengingkari kebebasan puisi
dan kata-kata senantiasa menaburkan aroma rindu
terempas setinggi langit
seraya berkata: “aku menjagamu tetap aman dalam pikiranku”
2025
Titimangsa Rindu
setelah pesan tersimpan di sudut bibirmu
biarkan malam melumat ke dalam mimpi
menjadikannya sebuah titimangsa
dalam kitab-kitab kosong
‘kubaca sekali lagi
semakin pudar dan buram
jarak tatapanku terasa kian jauh
sedalam liang-lahat mengubur tulang belulang kita
seperti musim yang pisahkan jarak
dari penggalan cinta yang terkubur lama
2025
Engkau Sedekat Kematianku
engkau sedekat rindu
yang belum diberikan tuhan padaku
selain nafas yang tak pernah mampu kuterjemahkan
engkau adalah kata-kata
dari keterasinganku mengeja makna
atau mungkin kata-kata kian terasing dalam kerumitannya
engkau adalah akhir dari awal ceritaku
kecuali – nun
kekal dalam maujud jiwaku
meski ragaku dijemput kematian
2025
Hanya (Puisi)
cinta tak pernah salah
hanya perasaan manusialah yang membuatnya terluka
hanya untuk melewati hari-hari kosong
hanya untuk mempertegas rasa tabah
dan hanya untuk sekadar mengartikan apa itu kebersamaan
tidak seperti kata-kata rumit, yang harus menjelma puisi
2025
BIODATA
Vito Prasetyo dilahirkan di Makassar, 24 Februari 1964. Bergiat di penulisan sastra sejak 1983. Tulisan-tulisannya dimuat di Koran Tempo, Media Indonesia, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Republika, Solopos, Bali Politika, dll. Tahun 2022, ia meraih Juara 3 Lomba Cipta Puisi yang digelar Yayasan Hari Puisi Indonesia.