GIANYAR, Balipolitika.com– Gondongan adalah penyakit menular atau dikenal juga sebagai parotitis alias mumps yang dipicu infeksi virus dari golongan Paramyxovirus.
Infeksi biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan.
Penyakit ini perlu diatasi dengan baik karena dapat memicu komplikasi pada pengidapnya, seperti penyebaran infeksi virus pada otak hingga kehilangan pendengaran.
Untuk itu, penting mengetahui pencegahan atau pengobatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko gondongan.
Saat ini terjadi peningkatan kasus di beberapa daerah di Indonesia. Faktor utama peningkatan kasus gondongan adalah rendahnya cakupan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
Menurut Dokter Putu Dharma Putri Mahastuti, S.Ked, infeksi virus ini biasanya menyerang kelenjar parotis atau kelenjar air liur yang berfungsi untuk memproduksi air liur, sehingga keluhan yang muncul berupa pembengkakan pada daerah pipi pada satu sisi atau bahkan keduanya. Hal itu menimbulkan nyeri saat mengunyah dan menelan, demam, sakit kepala, penurunan nafsu makan, hingga kelelahan.
“Gondongan lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 2 hingga 14 tahun, tetapi dapat juga menyerang individu dari segala usia. Penyakit ini umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, namun juga dapat terjadi komplikasi serius, seperti peradangan otak (meningitis) dan infeksi paru (pneumonia),” ujar Dokter Putri, Jumat, 3 Januari 2025.
Selain itu, lanjutnya, juga dapat terjadi peradangan testis (orchitis) pada pria dan peradangan indung telur (ovaritis) pada wanita.
“Penularan infeksi Paramyxovirus sangat mudah melalui percikan air liur atau droplet dari penderita saat batuk atau bersin bahkan saat berbicara. Maka dari itu, untuk menghindari terpapar virus ini, sangat dianjurkan agar tidak kontak langsung dengan penderita atau isolasi penderita selama lima hari setelah demam,” jelasnya.
Dokter Putri juga menyarankan langkah agar terhindar dari penularan gondongan ini, yakni jangan berbagi alat makan dan minum, menggunakan masker agar tidak menghirup percikan air liur saat penderita batuk, bersin atau berbicara, serta menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan agar virus yang menempel di benda sekitar tidak masuk ke hidung dan mulut.
“Saat ini terjadi kesenjangan imunitas di masyarakat akibat cakupan vaksin MMR yang rendah, sehingga penyebaran infeksi virus ini sangat mudah terutama di kalangan anak-anak yang belum divaksin. Vaksinasi dengan vaksin MMR dianggap sebagai langkah pencegahan yang efektif terhadap gondongan. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan cakupan vaksinasi, kesadaran tentang pentingnya imunisasi atau vaksinasi dan perilaku hidup bersih sangat diperlukan untuk mencegah wabah gondongan lebih lanjut di Indonesia,” pesan Dokter Putri. (bp/ken)