DENPASAR, Balipolitika.com– Bank BPR Kanti semakin menegaskan tagline #Selalu Ada, Bermakna, Religius, dan Bermakna dalam acara Stakeholder Gathering serta Pengundian Arisanku: Tabungan Arisan Kanti Utama berhadiah utama 1 unit Mitsubishi Pajero Sport Dakar plus 1 unit Mitsubishi XPander Ultimate CVT di Hongkong Garden Restoran, Jumat, 27 Desember 2024 malam.
Stakeholder Gathering yang menunjukkan peran Bank BPR Kanti dalam implementasi sebagai “community bank” memperkuat perekonomian daerah ini menghadirkan Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba, Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Ketut Sumedana, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, penulis buku Keamanan Siber Bank Roberto Akyuwen, Guru Besar Komunikasi Politik Effendi Gazali, Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah, dan perwakilan OJK Provinsi Bali.
Dalam rangka memperkuat perekonomian daerah Bali, BPR Kanti menyadari peran strategis desa adat yang kini banyak didera berbagai kasus hukum sehingga harus diperkuat kelembagaannya.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui ajang MDA Kanti Kertha Bali Nugraha kepada desa adat di Bali.
MDA Kanti Kertha Bali Nugraha ini menjadi ajang pemberian penghargaan kepada desa adat yang terbaik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan di desanya secara mandiri bekerja sama dengan Majelis Desa Adat (MDA) Bali dan BPR Kanti melalui berbagai program seperti pelaksanaan ToT hakim adat, kursus paralegal adat, MDA Kanti Ngorto Desa Adat, acara diskusi pabligbagan mendiskusikan permasalahan di desa adat.
Adapun penyerahan penghargaan ini juga turut disaksikan Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.
“Hari ini kita kembali merayakan bersama para pemenang desa adat terbaik dan nominator 1 dan 2 desa adat di 9 kabupaten/kota di Bali dengan mendapatkan keynote speech dari Bapak Kajati Bali dan Bapak PJ Gubernur Bali,” kata Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba.
BPR Kanti selama ini juga menjalankan program “Tahu Diri Berbalas Budi” yaitu program menyalurkan dana punia para nasabah BPR Kanti ke MDA Provinsi Bali dan ke desa adat dimana nasabah BPR Kanti medesa adat yang saat ini baru disalurkan RP 30 juta sebab baru beberapa bulan diluncurkan.
Spirit program “Tahu Diri Berbalas Budi” dilandasi keberadaan BPR Kanti saat ini bisa pada posisi sekarang karena perekonomian Bali kuat terjaga.
Perekonomian Bali adalah pariwisata adat dan budaya dan yg mengawal adalah desa adat. Oleh karenanya wajar BPR Kanti mensupport desa adat melalui program “Tahu Diri Berbalas Budi”
“Ayo bapak ibu semua mari tahu diri berbalas budi dengan memberikan supportnya ke desa adat bersama BPR Kanti,” ajak Amitaba.
Lebih lanjut Amitaba menekankan pentingnya kolaborasi antara desa adat dan pihak kejaksaan dalam menghadapi persoalan di masyarakat dan khususnya mencegah masalah hukum di desa adat.
Ia menyampaikan bahwa Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Dr. Ketut Sumedana, telah membuka ruang dialog dengan mengundang para bendesa adat melalui Majelis Desa Adat (MDA) untuk pertemuan lanjutan.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, keyakinan, dan kepercayaan diri kepada prajuru desa adat, khususnya para bendesa, agar dapat menjalankan tugasnya tanpa rasa takut, selama tidak melanggar hukum.
“Nah ini kita ingin, ini yang akan terjadi. Ada pemahaman, ada keyakinan, ada rasa percaya diri dari prajuru desa adat, terutama di bendesa nya, untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa tanpa ada suatu ketakutan-ketakutan. Yang jelas, jangan melanggar hukum,” ujar Amitaba.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pelanggaran hukum di desa adat seringkali terkait dengan penerapan perarem, awig-awig, atau aturan adat lainnya.
Ia menyoroti peran penting Majelis Desa Adat (MDA) dalam memberikan solusi melalui kajian mendalam terhadap perarem dan awig-awig agar memiliki dasar hukum yang kuat.
Dengan demikian, implementasi aturan adat tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Amitaba menegaskan bahwa desa adat yang kuat akan memperkokoh pariwisata, adat, dan budaya Bali, yang pada akhirnya akan mendukung penguatan perekonomian Bali secara keseluruhan.
“Sehingga tidak menjadi melanggar hukum ketika dalam implementasinya. Nah jadi ini yang kita harapkan desa adat kuat, pariwisata, adat dan budaya Bali menjadi kuat, nah tentu akhirnya perekonomian Bali semakin kuat,” katanya.
Amitaba mengajak para tokoh dan pengusaha di Bali untuk berkontribusi mendukung keberlanjutan desa adat sebagai pondasi utama perekonomian Bali.
Ia menekankan bahwa kesuksesan bisnis di Bali tidak terlepas dari kekuatan ekonomi daerah yang bertumpu pada pariwisata dan keberadaan desa adat.
Oleh karena itu, Amitaba mendorong semua pihak untuk memberikan dukungan nyata kepada desa adat, sehingga Bali dapat terus menjaga kestabilannya dan agar Bali kokoh dan harmonis.
“Kita mesti tahu diri berbalas budi bahwa keberadaan kita, suksesnya kita berusaha di Bali tidak lepas dari perekonomian Bali yang kuat, yang kuat dari pariwisata, pariwisata dikuatkan oleh desa adat, mari kita support keberadaan desa adat agar Bali Setata Rajeg,” ujarnya. (bp/ken)