ROMAN HUJAN
Bagaimana cara menyayang hujan yang datang tengah malam
menangis di halaman menepis dedaunan mengais rumputan
ketika aku sedang kelonan dengan kekasih di ranjang
Berbulan-bulan aku menunggu dia datang karena tamanku gersang
berbulan-bulan dia bersama awan mengembara tak jelas tujuan
dipermainkan di awang-awang hingga aku kehilangan harapan
Sekarang dia datang tengah malam
menangis-memelas-merintih kesakitan
katanya dia dicampakkan karena bosan
dijatuhkan di halaman merintih kesakitan
Kudekap cinta yang telah memberi kehangatan
sebelum menyambut hujan di halaman
yang menawarkan harum malam
KEPADA BUNGA
Lama aku tak kunjung ke tamanmu
karena terik kemarau mengharubiru
hingga kau tak bisa mekar ayu
seperti harapanku
Hujan yang hendak datang menyiramimu
dihadang pawang sebelum sampai tamanmu
bahkan awan pun diusir dan dihalau
agar menjauh darimu
Aku takut dan galau jika hendak mengunjungimu
karena anjing di gerbang tamanmu menggonggongiku
dengan lolongan garang, mungkin aku dikira maling
hendak mencuri kembang, atau jangan-jangan
dia minta diberi sogokan daging dan tulang
orang yang jadi tumbal pertikaian
dicekik lapar dan kemiskinan
di negeri yang tak nyaman
Kini aku tak tahu kehidupanmu lagi
dunia harum-wangi, taman keindahan duniawi
yang dirimbuni belukar liar dan semak duri
menjadi sarang ular, bikin ngeri, merit hati
ZIARAH KE TAMAN CINTA
Perempuan yang kau bilang lacur itu ibu rohanimu
penjaga jiwamu yang terharubiru karena sembilu
penyakit kalbu dan cinta kelabu
Kau cerca dan usir dia karena cemburu buta
hingga hatinya terluka lalu mengembara
ke negeri cinta menjadi perawat bunga
dan telaga di taman jiwa
Jika ada waktu sela datanglah ke sana
menengok dan sungkem padanya
dia pasti menerima dengan besar jiwa
Siapa tahu kau diberi hadiah bunga
diajak mandi di telaga cinta
bersihkan diri dari dosa
dan kotoran dunia
NASYIDAH CINTA
Cinta berdaun langit berakar bumi
berbunga kesetiaan berbuah pengabdian
disiram kasih sayang sepanjang kehidupan
Semoga terus hayat dan terjaga
sampai sukma meninggalkan raga
tenang dan damai di alam penantian
senang-bahagia dalam keabadian
Cinta yang setia, jiwa utama
menjadi cahaya di istana baka
cahaya si atas segala cahaya
CERMIN JIWA
1
Bagaimana cara bercermin agar tampak menawan?
setiap bercermin wajahku kelihatan kusut-kusam
Mungkin cerminnya berdebu dan banyak kotoran
kubersihkan hingga bening cemerlang
benda di sekeliling ikut bercermin
kelihatan lebih menawan ketimbang
wajahku yang tetap terlihat kusam
2
Kenapa wajahku tak bercahaya, kusut seperti raut pendosa
padahal saban hari mandi dan berkali-kali membasuh muka
“Bercerminlah pada jiwa agar melihat dirimu sebenarnya,”
tutur cermin yang kupecahkan hingga berantakan
karena memperlihatkan rupaku yang memalukan
“Dirinya yang buruk-kotor-kusam tapi cermin
yang disalahkan,” sindir benda-benda di sekitar
membuatku malu dan berdebar-debar
BIODATA
Nuryana Asmaudi SA lahir di Jepara, 10 Maret 1965. Menulis puisi, cerpen, esai, naskah lakon, ulasan seni, dll, dimuat di sejumlah media massa. Buku kumpulan puisinya Doa Bulan untuk Punggguk (AKAR, 2016), Taman Perangkap Bulan (AKAR, 2018), Anak Gunung Mengerami Laut (Pustaka Ekspresi, 2023).
Handy Saputra lahir di Denpasar, 21 Februari 1963. Pameran tunggal pertamanya bertajuk The Audacity of Silent Brushes di Rumah Sanur, Denpasar (2020). Pameran bersama yang pernah diikutinya, antara lain Di Bawah Langit Kita Bersaudara, Wuhan Jiayou! di Sudakara Artspace, Sanur (2020), Move On di Bidadari Artspace, Ubud (2020), Argya Citra di Gourmet Garage (2021). Instagram: @handybali.