FENOMENA GUNUNG ES: Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa bersaam peserta Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) Kota Denpasar nyalakan lilin bentuk empati kepada para korban HIV/AIDS.
DENPASAR, Balipolitika.com- Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengajak seluruh elemen masyarakat berusaha dan bekerja lebih keras menyetop penyebaran HIV/AIDS.
Ajakan itu disampaikan di Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) Kota Denpasar dengan melibatkan OPD, lembaga peduli AIDS, layanan HIV, KDPAN, KSPAN, dan masyarakat pemerhati isu HIV di Aula Gedung Santi Graha Denpasar, Sabtu, 18 Mei 2024.
Arya Wibawa yang sekaligus Ketua Pelaksana KPA Kota Denpasar mengatakan kasus HIV mengalami peningkatan signifikan di Denpasar.
Hingga Maret 2024, jumlah kasus HIV dan AIDS yang tercatat di sejumlah layanan di Kota Denpasar mencapai 15.810 kasus: terdiri dari HIV sebanyak 9.077 kasus dan AIDS sebanyak 6.073 kasus.
Dari data tersebut 273 di antaranya meninggal dunia lantaran mengidap AIDS.
”Masalah HIV dan AIDS harus menjadi perhatian semua pihak karena epidemi ini dapat menjadi ancaman bagi kesehatan, berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi, bahkan berdampak pada pembangunan daerah. Ini adalah tantangan buat kita semua untuk mengungkapkan kasus HIV yang belum terdeteksi sehingga dapat membongkar fenomena gunung es,” seru Arya Wibawa.
Imbuhnya, setiap tahun di bulan Mei, berbagai lembaga dan masyarakat peduli HIV dan AIDS rutin memperingati Malam Renungan AIDS Nusantara atau MRAN.
Kegiatan ini merupakan partisipasi masyarakat peduli HIV dan AIDS atas aksi Internasional Candlelight Memorial dengan tujuan menyatukan semua orang dalam upaya memikirkan dan merenungi epidemi HIV dan AIDS yang banyak menyebabkan kematian serta menguras energi dalam penanggulangannya.
Arya Wibawa mengatakan tema MRAN 2024 adalah “Honouring Our Positive Family”.
Tema ini mengisyaratkan kita agar stop stigma dan diskriminasi, hargai keluarga kita yang positif.
”Semangat yang ada di balik renungan ini adalah ajakan bagi kita untuk memberi dukungan kepada orang dengan HIV-AIDS (Odha) dan orang yang hidup dengan orang dengan HIV-AIDS (Ohidha). Kita juga diajak untuk lebih peduli terhadap masalah AIDS dan turut ambil bagian dalam menanggulangi AIDS,” ujarnya.
Ia menegaskan, tantangan ke depan adalah bagaimana mewujudkan tujuan penanggulangan HIV/AIDS yaitu Getting Three Zero (Zero New Infektion, Zero hiv-related Death dan Zero Discrimination) di tahun 2030.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Anak Agung Ayu Agung Candrawati menambahkan MRAN 2024 digelar untuk mengenang teman atau saudara kita yang meninggal karena AIDS.
Selain itu, kegiatan ini juga untuk memberi dukungan kepada mereka yang hidup dengan HIV sehinhga muaranya adalah mengupayakan kesetaraan hak kesehatan dan hak asasi manusia untuk semua orang dalam penanggulangan HIV/AIDS, menurunkan stigma, dan diskriminasi terhadap Odha.
“Di samping menumbuhkan kesadaran masyarakat akan ancaman bahaya HIV/AIDS di sekelilingnya. Selain itu, kegiatan ini juga untuk menggalang partisipasi multipihak untuk penanggulangan AIDS,” sebut Agung Candrawati.
Salah satu pengidap HIV dari Tahun 2014 yang tidak disebutkan namanya mengaku terinveksi penyakit dari sang suami.
Pihaknya mengajak generasi muda dan masyarakat untuk terus menjaga diri sehingga tidak terinveksi HIV/AIDS.
MRAN 2024 juga dihadiri Kepala BNN Denpasar, Kombes Pol. Ketut Adnyana Putra dan undangan lain.
Agenda kemanusiaan ini diisi penyampaian epidemiologi kasus HIV, refleksi MRAN berupa pemutaran video, pembagian bunga mawar, dan diakhiri penyalaan lilin serta menyanyikan lagu “Lilin-lilin Kecil”. (bp/ken)