Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Politik

Selamatkan Pantura, Prabowo Desak ‘Giant Sea Wall’ Segera Dibangun!

Agar Tak Tenggelam Karena Abrasi

HINDARI ABRASI: Pidato Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Selamatkan Pantura dari Abrasi 

 

PANTURA, Balipolitika.com- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memerintahkan wacana pembangunan giant sea wall alias tanggul laut raksasa dilanjutkan kembali, setelah terkatung-katung belasan tahun. Proyek ini sangat mendesak sebab wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa terancam tenggelam karena abrasi.

“Ini bukan masalah bisa atau tidak, ini harus kalau tidak Pantura bisa tenggelam,” tegasnya saat Seminar Nasional Giant Sea Wall, Rabu, 10 Januari 2024.

Prabowo menuturkan, pembangunan tanggul laut raksasa butuh waktu hingga 40 tahun seperti pengalaman Belanda, sehingga butuh kemauan politik atau political will yang kuat dari pemerintah menuntaskan proyek tersebut.

“Misal kita pembangunan besar-besaran dalam 4-5 tahun yang akan datang mungkin kita tidak akan lihat selesainya giant sea wall ini mungkin baru terwujud 35-40 tahun yang akan datang,” ungkapnya.

Dia meminta pemerintah berani mengalokasikan sumber daya dan anggaran jumbo untuk realisasi giant sea wall ini. Menurut perhitungannya, butuh dana hingga USD 60 miliar atau setara Rp 930 triliun.

“Untuk fase pertama Rp164 triliun, mungkin semua nanti yang saya dengar akan makan USD 50-60 miliar, mungkin lebih,” tutur Prabowo.

Urgensi tanggul laut raksasa ini, menurut Prabowo, lantaran Pulau Jawa masih menyumbang kontribusi ekonomi terbesar bagi Indonesia hingga 50 persen dari PDB.

Di sisi lain, kesejahteraan mayoritas masyarakat Pantura mengkhawatirkan imbas fenomena abrasi atau naiknya permukaan air laut hingga masuk menggenangi rumah-rumah.

Meski bukan pihak yang menginisiasi kajian proyek ini, Prabowo mengakui selalu meninjau kawasan Pantura setiap dia melakukan kampanye. Sebagai pimpinan partai politik, dia ingin melakukan perubahan atas fenomena tersebut.

“Saya lihat dari 2014 sampai sekarang kalau saya kunjungi keluarga-keluarga itu yang hidup di ruang tidur, di ruang makan itu, air setinggi lutut. Anak mereka hidup di tengah air seperti itu, di tengah lalat, nyamuk, sampah. Ini buat saya bertanya kepada diri saya sebagai pemimpin politik apa yang bisa saya buat untuk mengubah,” ucapnya.(bp/luc)

 

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!