SOROTI: (Tengah) Tokoh Muda Bali, Ni Made Sri Yogi Lestari, menanggapi soal ramainya kasus Kasepekang di Bali. (Ilustrasi: Gung Kris)
DENPASAR, Balipolitika.com- Menyoroti ramainya kasus Kasepekang yang terjadi di sejumlah daerah di Bali, seperti di Desa Adat Telaga, Buleleng, dan yang baru-baru ini heboh di media sosial terjadi di Desa Adat Sengkidu, Karangasem, salah satu Tokoh Muda Bali, Ni Made Sri Yogi Lestari, menilai fenomena tersebut tak khayal akan menimbulkan dampak negatif terhadap peradaban masyarakat Bali.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPW PAN Bali tersebut juga mengaku miris atas situasi yang terjadi di Bali. Terlebih, adanya dugaan kesewenang-wenangan yang mengatasnamakan adat dalam sejumlah kasus Kasepekang tersebut, akan menjadi pemicu punahnya nilai-nilai Adat Bali yang sangat terkenal teduh dan sejuk.
“Kalau memang sejumlah kasus Kasepekang terjadi, ditenggarai adanya arogansi personal yang mengatasnamakan adat dan agama, tidak butuh waktu lama perbedaan kita Nak Bali akan punah. Banyak dari mereka yang akan meninggalkan adat, bahkan pindah agama, karena merasa dikucilkan oleh adat mereka sendiri,” ungkap Sri Yogi, kepada wartawan Balipolitika.com, Sabtu, 15 Februari 2025.
Ia menilai, sejumlah kasus Kasepekang yang terjadi semestinya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih manusiawi tidak harus berupa pemberian sanksi adat Kasepekang, sebagaimana fungsi dari Prajuru Adat itu sendiri dalam mengayomi dan meluruskan apa yang menjadi permasalahan masyarakat adat seusai tatanan yang berlaku.
“Silahkan disepakati bersama. Tatanan adat di Bali sangat dikenal dunia selalu mengayomi, menjunjung nilai-nilai luhur spiritual. Hal itu yang menjadikan Bali senantiasa me Taksu (Beraura, red). Saya berharap hal-hal ini jangan dihilangkan dalam tatanan adat di Bali, jangan ada yang main hakim sendiri dengan mengatasnamakan adat,” tegasnya.
Lebih lanjut Sri Yogi berharap, kasus Kasepekang seperti yang terjadi di Desa Adat Sengkidu dan Desa Adat Telaga, bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan sebagaimana tatanan adat yang bersifat mengayomi masyarakatnya, sebagaimana mana Bali dengan julukannya “Island Of God” yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan yang teduh dan sejuk. (bp/GK)