INVESTOR TERPILIH: Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menyerahkan surat kepada PT Bumi Indah Prima sebagai Qualified Investor Partner dalam pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway), Rabu, 24 Juli 2024.
DENPASAR, Balipolitika.com– Peristiwa bersejarah terjadi di Sanur, Denpasar, Bali, Rabu, 24 Juli 2024.
PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) menetapkan PT Bumi Indah Prima sebagai Qualified Investor Partner dalam pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway).
PT SBDJ menetapkan PT Bumi Indah Prima (PT BIP) sebagai qualified investor partner dan Lead Consortium of investors setelah melalui rangkaian proses pemilihan investor partner yang dilakukan dari tanggal 15 Maret 2024 melalui Request for Qualification, hingga tanggal 19 Juli 2024 yaitu penetapan qualified investor partner untuk PT SBDJ dalam pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development.
Dari 5 investor baik global maupun domestik yang menyatakan minat, PT BIP dinilai yang paling mampu memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh PT SBDJ sebagai partner investor.
Managing Director PT SBDJ, Pasek Senjaya mengatakan nantinya PT SBDJ dan PT BIP akan bekerja sama membangun koridor infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah, infrastruktur utilitas pendukung seperti telekomunikasi, tenaga listrik, air minum, sampah, dan limbah, serta pembangunan transit oriented development (TOD).
“Kami juga akan mempersiapkan sumber daya manusia Bali yang berkualitas sehingga nantinya orang-orang Bali menjadi operator dan pemilik dari proyek besar ini, bukan lagi hanya sebagai penonton,” ucap Pasek Senjaya.
Direktur Utama PT SBDJ, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menginformasikan bahwa total nilai investasi dari 2 fase pertama adalah USD10.8 miliar sedangkan untuk total 4 fase yang direncanakan adalah sebesar USD20 miliar.
“Rencana groundbreaking selanjutnya akan dilaksanakan pada bulan September 2024 berlokasi di Kuta Central Parkir, Badung, Bali,” terang sosok kelahiran 13 Oktober 1971 yang akrab disapa Ari Askhara itu.
Ari Askhara menambahkan dalam menjalankan kerja sama pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway), PT SBDJ tetap dan akan terus berpegang pada konsep Tri Hita Karana.
“Di mana akan tetap menjaga keseimbangan dalam hubungannya dengan sang pencipta, sesama manusia, dan keseimbangan alam. Menjaga pembangunan yang modern dengan tetap menjaga tradisi Hindu Bali, pelaksanaan project Bali Urban Railway and Associated Development ini menjadi keunikan tersendiri dibandingkan dengan pembangunan transportasi umum massal berbasis kereta lainnya,” tandas Ari Askhara.
Ditambahkan Ari Askhara, proses pembangunan Bali Urban Rail and Associated Development (Bali Subway) di atas dibantu oleh para konsultan yang ditunjuk, yaitu Boston Consulting Group sebagai konsultan bisnis dan komersial, Arup International sebagai konsultan teknis dan William Hendrik Siregar dan Djojonegoro sebagai konsultan hukum.
“Seperti yang kita ketahui, kondisi lalu lintas di Bali Selatan, khususnya di Kuta, Seminyak, Canggu, Jimbaran, dan Nusa Dua sudah sangat padat dan membutuhkan solusi pemecahan yang segera,” urai Ari Askhara.
Ari Askhara menambahkan PT SBDJ merupakan inisiatif strategis dan terobosan Pemerintah Provinsi Bali, khususnya dalam mengatasi stagnasi penyediaan layanan transportasi publik dan keterbatasan kemampuan anggaran daerah.
Skema pendanaan yang digunakan terangnya adalah fully private funded atau sepenuhnya 100 persen pembiayaan oleh swasta yang berdasarkan pendekatan bisnis to bisnis, berbeda dengan skema pendanaan infrastruktur lainnya seperti kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Adapun pendekatan skema ini tanpa menggunakan anggaran belanja negara dan atau daerah maupun pinjaman yang dijamin oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
“Inisiatif ini merupakan yang pertama di Indonesia, dengan pendekatan proses yang nonkonvensional di mana di awal PT SBDJ mengeluarkan Request for Qualification guna mendapatkan investor yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi khususnya yang dapat membiayai proyek Subway Bali tanpa menggunakan APBN atau APBD atau pinjaman yang membutuhkan garansi atau jaminan dari pemerintah. PT SBDJ dan investor terpilih selanjutnya akan melakukan Feasibility Study dan Design Outline. Dalam tahap berikutnya investor terpilih akan mengajukan proposal bisnis dan teknis untuk pembangunan proyek dimaksud,” terang Ari Askhara. (bp/ken)