TRANSFORMASI EKONOMI: Kemeriahan saat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) Isyak Meirobie melantik Ketua DPD ISSITA Bali masa bakti 2024-2029, Rusli Wisanto di Canna Bali, Kamis, 22 Agustus 2024.
BADUNG, Balipolitika.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) atau Asosiasi Wisata Olahraga dan Minat Khusus Indonesia, Isyak Meirobie melantik Ketua DPD ISSITA Bali masa bakti 2024-2029, Rusli Wisanto di Canna Bali, Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Kamis, 22 Agustus 2024.
Turut hadir, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjokorda Bagus Pemayun yang totalitas mendukung acara pelantikan pengurus DPD ISSITA Provinsi Bali.
Memiliki visi keberlanjutan dan kolaboratif, Isyak Meirobie mengatakan ISSITA merupakan asosiasi resmi di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
“ISSITA adalah mitra yang paling aktif dan paling spesifik untuk bicara cara membangun pariwisata yang baru yaitu sport tourism dan special interest,” kata Isyak Meirobie, Kamis, 22 Agustus 2024.
Isyak Meirobie menjelaskan ISSITA didirikan oleh sebuah kementerian yang punya kesadaran baru untuk membangun ekonomi Indonesia, yaitu transformasi ekonomi dari yang destruktif menuju ekonomi yang berkomitmen menjaga alam tetap lestari.
Selaku Ketua Umum DPP ISSITA, Isyak Meirobie memuji Ketua DPD ISSITA Bali terpilih, Rusli Wisanto sebagai seorang inovatif, progresif, dan kreatif.
Bahkan, Isyak Maerobie merasa terkejut mendapati begitu banyak program kerja Ketua DPD ISSITA Bali terpilih karena baru dilantik sudah menandatangani MoU.
“Saya akan menawarkan rekan-rekan ISSITA melakukan banyak kolaborasi kegiatan, misalnya bikin Triatlon level Internasional kembali di Bali bersama dengan jaringan ISSITA yang ada di Indonesia maupun luar negeri,” paparnya.
Selain itu, juga digelar event kegiatan yang baru seperti water sport di daerah lain diboyong ke Bali.
Jelasnya ISSITA merupakan kolaborasi antara olahraga dan wisata yang bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara di setiap daerah di mana hal ini diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf.
“Kalau Bali pulih, maka daerah lainnya pasti kebagian kuenya. Hal inilah yang harus difokuskan dan saya yakin Mas Khris, Rusli akan melakukan itu dengan membangun special interest di Cina, Korea, Taiwan, Vietnam, dan negara lainnya di dunia,” terangnya.
Menariknya, pengembangan pariwisata tidak hanya dibangun dengan cara konservatif, tetapi cara baru seperti sport tourism juga dibangun dengan cara inovatif dan interest sehingga menjadi dua kekuatan baru di dunia pariwisata.
“Fokus kita ke arah sana yang seirama dengan pesan Mas Menteri Sandiaga Uno. Kita dilahirkan di Indonesia dan Bali sebagai ikon dan barometer utamanya harus bisa menularkan virus pertumbuhan dan pemulihan pariwisata ini melalui sport tourism dan special interest,” tegas Isyak Maerobie.
Menurutnya, masih banyak hal belum digali, terutama sport tourism dan special interest.
Oleh karena itu, DPD ISSITA Bali harus memulainya.
“Karena Bali punya pengalaman sangat panjang dan luas, maka daerah lain akan punya kepercayaan diri yang sama untuk menggali potensi di setiap kabupaten atau kota,” terangnya.
“Melalui cara inilah bisa menjadi inspirasi daerah lainnya untuk mengembangkan potensi pariwisata, karena ada daerah lainnya berpotensi bangun sport tourism, tapi dia minder,” sambung Isyak Maerobie.
Beber Isyak Maerobie, daerah yang punya danau indah sudah saatnya bergerak mengadakan lomba sampan.
Di sisi lain, daerah dengan anugerah desa wisata yang bagus dan tematik bisa mengangkat special interest.
“Nah, hal-hal demikian yang menurut saya harus menjadi suatu kepercayaan diri baru setiap desa dan daerah di Indonesia, sehingga wisata itu menjadi salah satu pondasi utama transformasi ekonomi mereka,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Rusli Wisanto selaku Ketua DPD ISSITA Bali terpilih.
Rusli Wisanto berkomitmen melaksanakan turnamen golf dalam waktu dekat serta turnamen biliar pada bulan September 2024 mendatang.
“Yang jelas itu turnamen itu lebih murah, lebih mudah, dan lebih fleksibel; dengan tidak berfasilitas mewah dan apa adanya serta bisa dikemas lebih baik dalam ajang sport tourism. Voli pantai, jet ski, dan lomba layang-layang juga bisa digelar, termasuk hal-hal sederhana,” jelasnya.
Dalam arti, turnamen yang dilakukan tidak perlu merusak alam lingkungan.
Upaya mengangkat geopark yang ada di Bali dan Indonesia jelas Rusli Wisanto juga menjadi bagian dari ISSITA.
“Kementerian Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri dia butuh banyak masukan. Jadi, dinas pariwisata di kabupaten/kota itu ada kolaborasi dengan UMKM, dinas parekraf, dinas pemuda dan olahraga. Ini harus dirangkai jadi satu, supaya event menjadi gede. Itu yang kita lakukan saat ini,” tegasnya.
Rusli Wisanto menambahkan harus dibuat paradigma dan minset yang baru dengan cara serta manajemen terbaru supaya acara ini dikerjakan oleh tiga pihak, dalam suatu pemerintah daerah secara bersama-sama.
“Jadi, kalau sendiri-sendiri itu gelegar dan gema tidak terasa. Kami komit terhadap quality tourism atau pariwisata yang berkualitas,” tambahnya.
Pariwisata berkualitas bebernya harus mengutamakan jumlah uang yang didapatkan dan juga devisa yang diraih; bukan hanya jumlah wisatawan yang datang ke Bali.
Ditambah lagi, pariwisata berkualitas itu sepatutnya ada wealness tourism, seperti spa dan yoga sebagai bagian dari special interest.
“Jika jumlah orang yang dikejar, spek uang yang didapat sedikit, maka pertukaran ekonomi juga tidak signifikan, nanti alam lingkungannya rusak, karena banyak orang datang ke Bali,” tandasnya.
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik kehadiran Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) Provinsi Bali untuk berkolaborasi mengembangkan pariwisata minat khusus.
“ISSITA Bali tidak salah memilih bawa minat khusus, ini bagian daripada kita menuju Bali yang berkualitas dan yang bermartabat,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjokorda Bagus Pemayun saat pelantikan pengurus Dewan Perwakilan Daerah ISSITA Bali di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Tjok Pemayun menyatakan ISSITA yang merupakan asosiasi wisata olahraga dan minat khusus Indonesia yang mengelaborasi antara olahraga dan wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sangat tepat kehadirannya di Bali di tengah komitmen pemerintah menghadirkan turisme yang berkualitas dan berkelanjutan.
Apalagi, kata dia, Pemprov Bali tengah menyiapkan peta jalan pariwisata Bali yang tidak hanya bertumpuk di Badung dan Denpasar, melainkan di beberapa daerah Bali yang memiliki potensi wisata minat khusus.
“(Pariwisata) Bali kita akan arahkan menuju ke Bali utara, Bali barat dan Bali timur karena kita juga menyusun pola perjalanan nanti salah satu dipakai untuk minat khusus di dalam mengembangkan Bali,” katanya.
Menurutnya, peta jalan pariwisata Bali yang disusun pemerintah Bali telah menjadi fokus penting untuk menjaga kunjungan wisatawan tidak hanya mengejar kuantitas tetapi juga pada kualitas.
Pemayun mengatakan potensi wisata minat khusus dan wisata olahraga di Bali berada pada kisaran 30-40 persen.
Potensi tersebut didukung oleh masyarakat yang menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup.
Karena itu, kehadiran ISSITA Bali memperluas cakupan pariwisata minat khusus dan memperlama waktu kunjungan wisata di Bali yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi Bali yang semakin baik. (bp/ken)