Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

PuisiSastra

Puisi-Puisi I Nyoman Wirata

Ilustrasi: I Nyoman Wirata

 

Serdadu Tua

serdadu tua menjarit sendiri lukanya
di manakah medan pertaruhan

KPU Kabupaten Gianyar KPU Kabupaten Gianyar

jiwa bergerilya
memaklumkan. betapa
tak sederhana perjanjian hidup
tinggal
atau pergi
sama saja merasa
terperangkap masa silam
seperti
kuda kuda bertanduk menjangan
pada kain tenun ikat
abadi
memikul tanggung jawab masa silam

serdadu tua
lelaki yang hamil
kekasihnya adalah jarak yang dipeluknya
sejarah dari saudara sedarah

jangan minta dia sebut nama
kekasih yang menghamilinya

suara samar, camar laut
bunyi klakson kesepian
suara-suara, sandal jepit terseret
terompet dari barak tentara
nyanyian pengamen bisu
lonceng gereja
bedug di surau dan keloneng genta
bagian dari ritual
sampai sajak sajak selesai ditulis

karena sajak memiliki takdir kelahiran
cacat
warna gelap atau pucat

berjibaku
di keruh jaman
di simpang siur serba semu
kejujuran yang diragukan
perselingkuhan yang dipertontonkan

sajak sering kali ragu
atas segala pujian
dari hati sendiri
berbuih
di kertas dan cemas

membuka pintu pintu
yang engselnya berkarat
menitip kalimat
seraya berujar,
mainkan!

kemana alamat kukirim
jika di surat kabar tak bertulis
sajak ingin menjalani takdirnya
jika lewat angin
apa masih ada angin di sana?

2023

 

Kesepian

berangkat dengan wajah tengadah
saat pulang. murung
itulah puisi
Itu kata keangkuhan
yang kudengar pada suatu hari

kepada akal yang begitu sombong
aku dekatkan ke telinganya
aku katakan itu berulang-ulang
tiba-tiba dari bawah bantal tidurnya
terhunus sebilah belati
merebahkan diri
di dekat urat nadi

bersyukur
aku tak memiliki kesetiaan pada nasib
saat keadaan menyerang
dengan senjata rahasia
jarum jarum beracun

siapa akan terbunuh malam ini
ada yang tak mau mati sia sia
keangkuhan atau rendah hati
begitu dekat
sangat dekat
dicumbu agar pasrah
menyerah
tersandra dan
kebingungan

beberapa kemudian
kubuat iri
yang ingin semula menaklukkan

tapi ini bukan semata pertarungan
ini pertaruhan hidup
tak mudah
sekalipun tak ingin selalu jadi pemenang
menjadi orang kalah juga biasa
kubawa menari ini luka

kuda liar berambut api
bukit kapur
gundukan kertas
dan masa silam
terus saja hadir dalam hidupku
belum juga jemu
apa akan mencumbu
lantas melumpuhkan

mari kuperkenalkan
pada malamku nan anggun
pesta ria kunang-kunang
kita tak lebih sebangsa kelelawar
bertengger di hutan kalajengking
memperhatikan diri masing-masing
agaknya kita sama-sama tak asing

jangan sebut namaku lagi
semula bernama kesepian

aku pastikan
kau abadi
yang berubah hanya tanda tanda
pada kulit luar

2023

 

Simpang Siur Jalan Bebas Hambatan

dia perempuan atau lelaki
sama saja
jangan tanya
toh kamu tak harus peduli
kamu akan mengerti
semua yang dijalan bukan pejalan
bisa jadi hanya pikirannya saja
bisa jadi karena terangkut peristiwa
lalu berteriak
saat truk oleng

malam atau siang. sama saja
belum pasti hati gelap atau terang
toh sama sama
akan berkejaran mencari
menemukan jalan berbeda
ke tujuan yang tak jelas

sama sama berjalan
di jalan ini.bersama
roda roda gila
dengan kemahiran menelikung
menancap gas di tanjakan
awas!
sopir tua memberi nasihat,
jalan lurus itu keramat
menjungkalkan roda
jangan jangan menuju pulang
bukan menuju rumah

lelaki atau perempuan sama saja
oleng di lintasan jaman
abai rambu rambu tengkorak
di tanjakan berkelok
jika nasib dipertaruhkan
bisa membawa ke jurang

ini jalan bebas hambatan
jangan lagi tanya

perempuan atau lelaki
bersendawa sesudah menenggak arak
mabuk
lupa daratan

2023

 

Roda Gila

ini tamasya biasa
bukan ke kota mati
bukan petualangan gila
bagaimana agar tak tergilas.nyaris
remuk tengkorak
bola mata meletus
dan tak punya alasan
meminta kepada waktu
mendonorkan darahnya

nasib dipertaruhkan
pada kekuatan sebagi penentu
janji keselamatan sampai di tujuan
adalah energi sia- sia
jangan sepenuhnya dipercaya
sebagai juru selamat

bila kehidupan baik hati
mintalah pinjaman lunak
kemudian harus dibayar lunas
saat sampai tujuan

jalanan adalah tempat terindah
nama nama tempat serta
rumah singgah
adalah alamat palsu
menanggung rasa kesepian sendiri
juga tak menggenapkan
rambu rambu adalah siksa
menerobos berarti melawan kesadaran

untuk urusan tamasya sederhana ini
haruskah melalui jalan ini juga
penuh tantangan
di kelokan simpang tiga
tanjakan
dan roda roda gila mengancam

2023

 

Luka Tak Perlu Bertanya

luka tak perlu bertanya
apa ada lebih luka dari luka patah hati

kehidupan abadi
menyandang patah hati
juga punya janji sampai mati

kalian bilang diri sejati
nyatanya
merayu tuhan
padahal tuhan menyuruh
rayakan hidup
pesta rayakan lukamu
menarilah
membangun dunia
jalankan saja

perasaan yang terluka
biarkan saja.karena
luka adalah lencana
seperti juga kemiskinan

kesedihan bisa memakamkan dirinya
tapi tidak
bagi yang terluka
sekalipun selalu akan kambuh dan
tak perlu sembuh

reranting pohon jika patah
akan tumbuh dari awal
seperti kanak kanak
penuh pesona dan mungkin
lebih bijak
ketimbang usia yang bongkok

cinta tak menyebut nyebut dirinya akar
sebab mata hanya ingin melihat bunga
membuat catatan bawah tanah
apa berniat membaca berulang-ulang

usia yang bongkok
belum tentu lebih bijak
ketika bicara soal cinta
dan pernah patah hati

panggul senapan
penuhi peluru di kantong kantong
tak akan ada serangan penghabisan
ke kubu pertahanan

jalan setapak berbatu koral
resapan air hujan
apa kata mawar hutan tentang cinta,
beranilah
taklukkan hutan
bebaskan arimbi
sekalipun kau bukan werkodara

2023

 

Seminar Sehari Menghidupkan Sapi

sapi sapi dikandang dalam laci
digulung dalam kertas
berubah menjadi angka dan tanda tanya
dihidupkan kembali
dalam seminar sehari

merindukannya
merindukan punuk gempal
lenguh dan
musik sederhana para pekerja
dari kalung di lehernya

merindukannya
merindukan pancuran air susu tubuh
bumi dipijak bumi dibajak
tanah air yang membuncah
melahirkan ujaran padi
merunduk
bukan untuk takluk

rumah rumah berpintu rendah hati
dusun dusun menyanyi,
sapi hilang tanah terbagi
perawan pesolek meniru pesohor
merayakan hati merayu hidup
perjalanan dimulai
seperti burung-burung putih
berbaris berbondong-bondong
menuju kuil menuju langit
kembali pulang
menghadapi kehilangan kenangan
yang penuh kata kerja

kesetiaan tanah
bunga bakung ragu berbunga
di pinggir jalan sempit resapan air
kehilangan mimpi
merobohkan sekat pematang sawah

apa kelebihan kita
jika bisa membajak kenangan
menjarah sejarah
menulis silsilah

orang-orang
terpenjara
menganggap yang sejati itu hatinya

rumah rumah
berpintu rendah hati menganggap
sapi itu sejati pekerja
memikul tangung jawab kehidupan
dengan pancuran air susu tubuh
gunung dan lembah
pancuran air susu
tanduk yang tak ingin menaklukkan

dusun dusun bersolek
dengan gincu agak tebal
merayakan padi
merayakan kenangan

2023

 

BIODATA

I Nyoman Wirata lahir di Denpasar, 1953. Mulai menulis puisi sejak tahun 1975. Bekerja sebagai guru seni budaya sejak tahun 1980, pensiun tahun 2013. Dalam bidang sastra, dia pernah meraih Juara 1 Penulisan Puisi se-Bali yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Bali (1977), 10 Puisi Terbaik se-Bali yang digelar Bali Post (1978), Juara III Sayembara Penulisan Naskah Buku Bacaan Tingkat Nasional Antar Guru yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993), Juara II lomba menulis novel yang digelar Bali Post (2003). Puisi-puisinya dimuat di berbagai media massa, seperti Bali Post, Kalam, dll. Juga terhimpun dalam buku “Tutur Batur” (2019), “Mengunyah Geram” (2018), “Pernikahan Puisi” (2017), “Klungkung Tanah Tua Tanah Cinta” (2016), “Dendang Denpasar Nyiur Sanur” (2012), “Hram” (1988). Buku puisi tunggalnya adalah “Merayakan Pohon Di Kebun Puisi” (2007) dan “Destinasi” (2021). Dia menerima anugerah Widya Pataka (2007) dan Bali Jani Nugraha (2020) dari Pemerintah Provinsi Bali. Selain menekuni sastra, dia aktif melukis.

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!