Lenting-Lenting Sawah
sawah baru memancar keemasan
sekawanan burung landas
pada pelepah daun
mematuk dada petani
lewat cabitan-cabitan di jantung padi
(akan koyak moyak pucuk hijau
dengan ketibaan gumpalan kesedihan)
seulur tali ditarik
maka gagallah rencana
dengan keloneng belek-belek
yang digantung di lembing-lembing
kewaspadaan
(ada senyum kekal dari orang-orang sawah
menjaga panen, menjaga yang tanggal)
Jatisela, 2023
Kembang Durian
sepanjang tahun menuang harapan-harapan musim
kembang gugur yang digadang-gadang menjadi buah
“katanya angin yang di pucuk lebih liar
daripada angin yang meraba-raba akar”
merindukan masa benih
dekat dengan tangan-tangan air
yang menggenggam musim-musim
Jatisela, 2023
Mata Subuh
pada mata subuh yang terbuka
ada embun jatuh
senantiasa menghijaukan pagi
dari pekat kesunyianmu semalam
membias kaca dadamu
menerangi yang bersemayam
setelah bunga-bunga tumbuh
di ladang-ladang mimpimu
yang tidak kau sadari
menyerbuk pada mata subuhmu lagi
Jatisela, 2023
Ada Apa Dengan Malam
bulan seperti sabit
menajamkan malam
ada getar
kala senyap
tiba-tiba datang
membentuk bintang-bintang
di sekitar bulan
hati
terang dan basah
rahasia disimpan malam
Jatisela, 2023
BiODATA
Ahmad Muzanni, lahir di Jatisela, Gunungsari, Lombok Barat, 8 Februari 1998. Ia menyelesaikan pendidikan tinggi (S1) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Nahdlatul Wathan, Mataram. Ia juga bergiat di Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.