SEGELAS RED VELVET TUMPAH DI TANGAN
Sebutir malam
Segelas red velvet
Mencari ketenangan di gelas kaca
Sesak dada
Luka semesta
Kucuran darah menetes sia-sia
Perjalanan panjang berujung lara
Artikan kebersamaan sebagai petaka
Dingin malam
Rembulan padam
Segelas red velvet tumpah di tangan
Hujan menetes air mata
Kenangan terlupa
bukan paksaan
sadar kita lakukan
tapi
justru kau inginkan perpisahan
Segelas red velvet
Sebutir malam
Hilang impian
Musim berlalu tanpa kehangatan
GRINGSING, 26 September 2024
MALAM YANG MEMABUKKAN
Menjelajah malam
Mencari pelarian
Sekedar melupa untuk sebuah kegagalan
Ringan kaki menapak tujuan
Bergelas anggur bebaskan beban
Menghambur lembaran uang
Paksakan tertawa meski meradang
menuang botol
nyalakan pemantik api
bergulung asap
tenangkan hati
Dentang musik membuncah
Merembet ke dinding
Kepulan asap menari
Tak terasa
Malam berganti dini hari
Paha bertato tak menarik lagi
sebungkus rokok terhabisi
sebotol anggur menemani
lara hati terobati
Di sini
Hilang semua kenangan
Hilang semua bimbang
Tak ingat
Di mana kaki berpijak
GRINGSING, 01 Mei 2024
SELEMBAR DIARY HILANG
Seharusnya
Banyak yang bisa diceritakan
Tapi halaman diary telah hilang
Tersobek kenangan masa silam yang kelam
Pada selembar kertas
Berjuta kisah tersimpan
Jejak perjalanan panjang yang melelahkan
Tentang gandewa yang terpatahkan
Atau tentang taburan warna di langit senja
Penutup hari sebelum berhias bintang gemintang
Seharusnya
Kenangan masa silam tak perlu dibuang
Itu bukanlah penghalang
Tak perlu ditutupi dengan keindahan
Atau disamarkan dengan cerita rekaan
Karena hanya akan menambah kebohongan
bagaimana pun
kenangan adalah bayang-bayang yang selalu ada
lekat mengikuti
tak mungkin dihilangkan
Seharusnya
Masa silam bisa untuk berkaca
Tapi
Mengapa dipermasalahkan?
GRINGSING, 11 Mei 2024
KE KOTAMU AKU MENCARI KEHANGATAN
Menghirup hawa dingin
Lepas pengap yang menghimpit dada
Sesak selama perjalanan seketika sirna
Menuju kotamu
Sepercik rindu membelit masa lalu
Entah apa yang membuat enggan melangkah
Seolah ada sekat
Halangi keinginan
Masih ada sisa rasa
Manis belimbing yang kau petik di halaman
Suara rintik hujan di kejauhan
Juga desau angin yang meniup senja
Semua tersimpan di ingatan
Kenangan tentangmu tetap menyala
Tak berpaling
Meski pernah ada goda lambaian tangan ibu kota
Kembali ke kotamu
Mencari sapa kehangatan
Hirup kebebasan
Ingin memeluk
Bersamamu di tanah impian
GRINGSING, 06 Juli 2024
DI PELUKAN MATAHARI
Bicaralah
Selagi musim belum berganti
Jangan menunggu badai datang mendahului
Keluarkan semua kata
Umbar setiap aksara
Jangan dipendam
Atau hanya diam
Lalu beralasan sebagai yang paling terluka
biarkan orang-orang tertawa
toh mereka tidak tahu apa yang kau rasa
meski tak kentara
tapi hatimulah yang punya hak bersuara
Memakilah
Aku tak akan membantah
Percuma menyanggah
Hanya menambah amarah
Meski bukan aku yang salah
Bicaralah
Selagi musim belum berganti
Aku menikmati
Tak merasa tersakiti
Masih banyak hari indah di pelukan matahari
GRINGSING, 23 Juli 2024
Biodata
Edi S Febri lahir pada 6 Februari. Antologi puisi tunggalnya adalah Metamorfosis (2021).