MUMPUNG DISKON SEPARUH HARGA SEPANJANG TRANSSIBERIA, BELILAH HATIKU EDISI TERBATAS
lensa kacamataku berkabut salju.
volga berubah cermin dan gps berubah bianglala.
aku belum beranjak dari bau musim panas.
sebentar lagi baterai ponselku padam.
kupikir kau tiba membawa katalog perjodohan,
meski belum membayar semangkuk hati yang meringkuk di
keranjang belanja.
pelangi perak di bawah bot nyaris pecah.
husky jinak menarikku ke mimpi yang impresif.
aku rindu udara tropis beraroma pepaya, mangga, pisang, dan
cinta matang sempurna di pohon.
murah tanpa perlu kode promo.
namun bidadari pegunungan ural, bunga eurasia, dan
sihir kakek hamlin menyesatkan keabadianku.
sebentar lagi, baterai cintaku padam,
dan pesananku terkatung-katung diantar burung hantu.
Semarang, 20 Januari 2025
PAYLATER DI SIMPANG REL
aku ini rel: panjang, jauh, dan bercabang,
ulan ude atau chita,
mongolia atau manchuria,
mandi lumut di tundra atau
merayakan natal di kutub.
bertahan atau pergi?
kuambil satu nama di antara daftar tagihan berbaris-baris,
kularutkan seluruh pikiran membayar menu yang
kupilih
hari ini.
nama itu bergaya di kolom pesanan,
di samping namaku yang tua,
yang sabar,
menanti transaksi,
bahwa diri ini,
dilunasi seseorang.
Semarang, 22 Januari 2025
CATATAN UTANG DI SAINT PETERSBURG
“tatya, tatya,”
lonceng pukul lima sore menggemakan namaku.
prajurit berkuda itu,
tentara bolshevik itu,
merayakan perjamuan di taman bermain:
roti dari dagingku,
anggur dari darahku.
menit ketiga puluh lonceng bungkam.
ibadah jumat ungu usai.
saint petersburg melompong,
orang-orang pulang membawa nisan baru:
catatan dendam putri romanov.
namaku terbakar dalam sejarah.
kota-kota ditutup tirai besi.
makam menganga menunggu persembahan darah
singa yang takluk
di altar dendam,
darah, o, darah, tercurah membasah
bilurku,
namun belum menghapus timbunan
utang mereka.
jemaat seolah tidak tahu apa-apa.
mereka berwajah sukacita.
Semarang, 22 Januari 2025
BELI BOLA, GRATIS RAMALAN DEPAN TEATER GORKY
petra velikogo bersolek ala gipsi.
bola kristal di depan teater gorky bermain dengan
tarot di tangan perempuan tua berhidung
bengkok.
katanya,
“masa lalu adalah bola berduri di kakimu yang
bergelang emas.
belilah mawar dan permen di akheron,
maka kekasihmu pulang:
utuh atau tercabik.”
kuhujani kantongnya dengan rubel-rubel.
untuk ulasan demikian, aku harus memberi
berapa bintang?
seperti paket misteri dilapisi plastik gelembung
setipis kepercayaanku.
tanpa garansi meski luka seluruh hati.
Semarang, 20 Januari 2025
JUAL INSTAN DI GERBONG VLADIVOSTOK-KHABAROVSK
debu di kursi gerbong,
kerak kencing di kamar mandi.
wajah pramugari kereta semasam amoniak
dijatuhi bau roti kentang selesai dipanggang.
galon kosong di dispenser hangat.
bukankah itu aku,
kosong namun sehangat samovar.
empat belas jam melamun sepanjang vladivostok-khabarovsk.
perjalanan usang yang gagal kunovelkan.
di setiap pemberhentian namamu turun satu per satu.
lima menit lagi aku harus menjualnya.
secepat kilat, tanpa sisa.
sebelum harga diri kembali naik.
habis sudah.
stokku benar-benar kosong dan otakku membara.
Semarang, 22 Januari 2025
BIODATA
Christya Dewi Eka, lulusan Sastra Indonesia Universitas Diponegoro Semarang (2003), adalah penulis puisi dan cerpen yang karyanya tersebar di berbagai media cetak dan online. Ia juga bagian dari komunitas sastra daring Penyair Berkarya (PB), Kelas Puisi Alit (KEPUL), dan Kelas Puisi Bekasi (KPB).