OPINI: Tokoh Muda Bali, Ni Made Sri Yogi Lestari, menanggapi fenomena penularan HIV/AIDS. (Ilustrasi: Gung Kris)
DENPASAR, Balipolitika.com- Menanggapi tingginya temuan kasus baru HIV/AIDS di Bali, khususnya Kota Denpasar, salah satu Tokoh Muda Bali, Ni Made Sri Yogi Lestari, meningkatkan para generasi muda jangan suka “jajan sembarangan“, terlebih kemajuan teknologi saat ini memudahkan mereka untuk mencari jasa PSK (Pekerja Seks Komersil) atau dikenal Prostitusi Online, ditenggarai juga sebagai salah satu penyebab tingginya angka penularan di kalangan remaja, dikutip Sabtu, 8 Maret 2025.
“Daripada kita membahas soal dampaknya setelah terjadi, lebih baik bagaimana kita bisa mencegah mereka (kalangan remaja, red) untuk memutuskan hal yang berpotensi buruk bagi mereka (seks tanpa pengaman, red). Ini masalah pribadi, adanya kesepakatan atau transaksi di bawah selimut (terselubung, red) jadi hak mereka untuk memutuskan. Apalagi di kodya (Kota Denpasar, red), lewat aplikasi saja mereka dengan mudah mencari (PSK, red). Jadi intinya, jangan jajan sembarangan,” ungkap Sri Yogi kepada wartawan Balipolitika.com melalui sambungan telepon.
Selanjutnya ia juga menilai, maraknya prostitusi online juga dapat menjadi salah satu indikator merebaknya penularan HIV/AIDS di kalangan remaja, hal tersebut menjadi sebuah tantangan besar bagi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bali, agar dapat menyisir para pemainnya yang patut diduga masih minim akan informasi terkait resiko penularan.
“Tidak bisa dipungkiri memang distribusi soal gaya hidup (seks bebas, red) yang satu ini sudah kemana-mana. Tentu ini menjadi tugas bagi pihak yang berkepentingan (KPA Bali, red) untuk mencari tau, jemput bola, karena yang secara daring ini menurut saya paling rentan penularan,” cetusnya.
Sementara data menyebut, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali mencatat, berdasarkan data komulatif penemuan kasus baru HIV/AIDS di Provinsi Bali, per 25 November 2024, angka tertinggi didominasi oleh kalangan remaja rentang umur 20-29 tahun, dengan temuan sebanyak 11401 kasus, 6071 diantaranya merupakan para remaja khususnya di Kota Denpasar.
Berdasarkan faktor resiko, prilaku heteroseksual atau orientasi seksual yang mengacu pada ketertarikan terhadap lawan jenis (laki-laki dan perempuan), menjadi penyebab utama tingginya penularan HIV/AIDS di Bali dengan total temuan sebanyak 22875 kasus, 93,8% merupakan perempuan dan 61,2% sisanya laki-laki.
Komisioner KPA Provinsi Bali, Gus Yuni Ambara mengatakan banyak faktor yang dapat menjadi salah satu pemicu penularan, hubungan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom) dengan bergonta-ganti pasangan, merupakan penyebab utama menyebarnya virus HIV/AIDS.
“Tetapi kami sangat memahami bahwa diusia remaja hubungan seksual lawan jenis bisa kapan saja terjadi. Untuk itu, kami mengingatkan anak-anak muda di Bali ini harus menghindari prilaku bergonta-ganti pasangan, jangan lupa gunakan kondom jika memang hasrat kalian sudah tak lagi terbendung,” ungkap Gus Yuni, dikutip Sabtu, 22 Februari 2025. (bp/GK)