ILUSTRASI – Cuaca ekstrem dan hujan badai masih intai Bali, 3 wilayah berpotensi rawan bencana.
BALI, Balipolitika.com – Sejumlah wilayah di Bali secara merata mendapat hujan, dengan intensitas ringan hingga lebat.
Cuaca ekstrem hujan serta kilat petir dan angin kencang, dengan durasi yang cukup panjang tersebut menimbulkan banjir dan genangan air di sejumlah wilayah terutama di Denpasar.
Kepala Pokja Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah III Denpasar, Tirtha Wijaya mengatakan berdasarkan analisis BMKG, sebagian besar wilayah di Bali telah memasuki musim hujan.
Ia menyebut, kondisi ini mengakibatkan intensitas curah hujan semakin tinggi dan berpotensi meningkatkan bencana hidrometeorologi terutama di daerah rawan bencana.
Tirtha Wijaya mengungkapkan, saat musim hujan, kondisi atmosfer menjadi tidak stabil yang meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus.
Kemudian pembentukan awan-awan konvektif atau awan hujan ini, turut memicu terjadinya cuaca ekstrem hujan lebat dengan potensi kilat petir, angin kencang dan puting beliung.
“Iya sebagian wilayah di Pulau Dewata kena hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi,” jelasnya, Senin (13/1/2025).
Menurut Tirtha Wijaya, selain potensi bencana, cuaca ekstrem saat musim hujan juga meningkatkan penularan penyakit yang rentan muncul saat kondisi dingin serta lembab.
Ia mengingatkan, masyarakat menjaga imunitas tubuh, agar tetap sehat saat musim hujan dengan pola cuaca yang cukup ekstrem.
Lalu masyarakat mengurangi aktivitas saat cuaca ekstrem, dengan mengedepankan kesehatan dan keselamatan.
“Saat cuaca ekstrem seperti saat ini masyarakat juga harus menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat. Karena cuaca ekstrem tidak hanya berpotensi menimbulkan bencana, namun juga sejumlah penyakit penyerta saat musim hujan,” ucapnya.
Cuaca ekstrem hujan lebat serta kilat petir dan angin kencang, melanda sejumlah wilayah di Pulau Dewata.
Hujan yang mengguyur Pulau Dewata dari pagi hingga malam hari bahkan menimbulkan banjir dan genangan air salah satunya di Kota Denpasar.
Sementara Gianyar, Klungkung, dan Karangasem menjadi wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir bandang dan tanah longsor saat cuaca ekstrem.
Potensi bencana tersebut mengharuskan masyarakat terutama yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Selain bencana hidrometeorologi, sejumlah penyakit penyerta saat musim hujan juga harus jadi atensi dengan meningkatkan imunitas tubuh. (BP/OKA)