DENPASAR, Balipolitika.com- Selama 6 bulan ke depan, atau bulan Januari hingga Juni 2025, operasional Bus Trans Metro Dewata dipastikan tamat.
Penegasan tidak bisa beroperasinya 105 armada bus PT Satria Trans Jaya (Trans Metro Dewata) yang beralamat di Jalan Raya Kuta No. 67, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, Senin, 13 Januari 2025.
Samsi menerangkan Trans Metro Dewata tidak mendapatkan suntikan dana pemerintah pusat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dalam kunjungan ke Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Senin, 6 Januari 2025, Samsi menyebut pernyataan keterbatasan dana pemerintah pusat itu juga didengarkan secara langsung oleh perwakilan Trans Metro Dewata.
“Sebetulnya kami memang ada ditelepon oleh Kementrian untuk segera ketemu berbicara masalah itu, kemudian dari teman-teman DPD RI juga memberikan dorongan; kemudian kita berangkatlah minggu lalu. Hasilnya memang tidak ada anggaran dari pusat. Hasilnya Pak Sekjen sudah bicara dengan Pak Menteri, dan memang karena beban dari Kemenhub cukup besar ya,” ungkap Samsi.
Saat Trans Metro Dewata diistirahatkan, Samsi menyebutkan bahwa Pemprov Bali tetap akan memaksimalkan Bus Trans Sarbagita.
“Kita optimalkan Sarbagita dulu. Mudah-mudahan masih banyak yang bisa dibantulah. Saya tahu bahwa ini menyedihkan, tapi kita harus pelan-pelan. Kita coba dengan yang ada di provinsi dulu sebanyak 2 koridor,”
Tamat sementara hingga 6 bulan ke depan, Samsi menyebut di bulan Juli 2025, kemungkinan Trans Metro Dewata beroperasi kembali mengingat pihak Pemprov Bali juga tidak menganggarkan biayanya di APBD Bali.
“Tahun ini arahan Pak Pj kan Juli 2025 ya. Kita akan persiapkan, tapi ini harus persiapan dulu. Nggak bisa sekaligus karena berproses. Harus lelang dulu kemudian nanti penyelesaian SPM (standar pelayanan minimal, red) dan sebagainya. Kelihatannya, kita harus melakukan perubahan terhadap SPM yang diberikan oleh pusat karena hasil evaluasinya juga ternyata load factor, memang masih belum memenuhi, sehingga SPM-nya harus kita sesuaikan dulu,” ungkap Samsi.
Samsi menambahkan operasional Trans Metro Dewata di bulan Juli 2025 nanti rencananya hanya untuk 1 koridor, meskipun saat ini soal kebutuhan kelihatannya hampir semua koridor keliatannya masyarakat membutuhkan.
“Sehingga kami harus melakukan antisipasi dengan baiklah. Harus lakukan survei lagi seberapa besar kebutuhan di masing-masing (koridor, red), kemudian SPM-nya disesuaikan. Jadi standar pelayanannya disesuaikan,” beber Samsi. (bp/ken)