BIDIK PERUBAHAN: Bakal Calon Gubernur Bali masa bakti 2025-2030, Made Muliawan Arya, S.E.,MH. alias De Gadjah saat berorasi dalam acara Deklarasi Suyadinata (Bacalon I Wayan Suyasa- I Putu Alit Yandinata) untuk Pilkada Badung 2024 di Desa Penarungan, Mengwi, Rabu, 28 Agustus 2024.
BADUNG, Balipoliitika.com– Bakal Calon Gubernur Bali masa bakti 2025-2030, Made Muliawan Arya, S.E.,MH. alias De Gadjah menegaskan bahwa Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung, I Wayan Suyasa, S.H. dan I Putu Alit Yandinata, S.S., M.A.P. memiliki chemistry atau ikatan batin untuk membawa Bumi Keris ke arah yang lebih baik.
Hadir dalam Deklarasi Suyadinata (Bacalon I Wayan Suyasa- I Putu Alit Yandinata) untuk Pilkada Badung 2024 di Desa Penarungan, Mengwi, Rabu, 28 Agustus 2024, De Gadjah menjelaskan dinamika politik dari Wasudewa ke Suyadinata merupakan petunjuk alam semesta.
“Wasudewa tidak bubar ya. Hanya break sejenak, mundur selangkah untuk maju 10 langkah. Saya saksi hidup dan Tu Aji juga (Anak Agung Bagus Tri Candra Arka, red). Kita diskusi panjang lebar. Saya selaku Ketua DPD Gerindra Bali harus bicara dengan seorang anak (anak semata wayang I Wayan Disel Astawa, red) yang memohon kepada saya agar ayahnya tidak maju di kancah Pilkada Badung 2024,” ungkap De Gadjah.
Agar tidak terjadi miskomunikasi terkait peralihan paket Wasudewa ke Suyadinata, De Gadjah berkisah saat dirinya ditelepon oleh anak Disel Astawa disaksikan langsung oleh Disel Astawa, istri Disel Astawa, dan ayah kandung Disel Astawa.
“Itu ceritanya dan di situ ada saya, ayah Pak Wayan Disel, ada Pak Jero Disel, serta istrinya. Anak Beliau video call dengan saya. Saat itu saya masih kekeh, tidak bisa, karena malu kalau kader kami tidak jadi maju. Lalu kami pun meminta petunjuk ke Jakarta (DPP Gerindra, red) nunas baos. Pak Jero Disel saya ajak langsung bersama Pak Juliarta, Calon Bupati Klungkung. Setelah itu saya serahkan kembali ke Bapak Wayan Disel untuk rapat keluarga,” kenang De Gadjah sembari menyebut keluarga besar Partai Gerindra tetap bersama I Wayan Suyasa.
“Tetapi, kami tidak pergi. Tidak meninggalkan Bapak Wayan Suyasa, kami bertahan. Buktinya apa? Kami tetap di sini. Akhirnya ketemu juga dengan kakak saya, Alit Yandinata yang memang sejak awal punya chemistry (ikatan batin, red). Saya harus komitmen, kita harus komitmen. Bagaimana caranya agar di Badung ini ada perubahan menuju yang lebih baik. Yang sudah baik biarkan baik, yang kurang baik mari bersama jadikan baik,” sambung De Gadjah.
“Beliau (Alit Yandinata, red) masuk kandang yang lebih baik: dari kandangnya di bawah menjadi kandang di atas. Saya datang ke sini, saya mendoakan, saya all out. Hati, jiwa, dan raga saya untuk memenangkan Suyadinata untuk Badung yang lebih baik,” tegas De Gadjah. (bp/ken)