RESIKO: Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto. (Sumber: Gung Kris)
DENPASAR, Balipolitika.com – Prabowo Subianto tengah menyoroti terkait dugaan adanya kooptasi terhadap desa adat jelang Pilkada ini, diungkapkan Mangku Pastika yang menjabat Gubernur 2008-2018 mengatakan, Prabowo menekankan kalau benar hal itu sampai terjadi dan terbukti jelas akan membawa resiko bagi pihak yang terlibat.
Apalagi kalau ada penggunaan anggaran yang notabena merupakan uang negara.
Saat berbincang dengan presiden Prabowo Subianto, Mangku Pastika mengaku kaget mendengar pertanyaan dari Presiden Prabowo terkait adanya kooptasi terhadap desa adat oleh mantan penguasa sebelumnya untuk mengarahkan pilihan politik melalui kepala desa disertai dengan iming-iming kompensasi bantuan.
“Saya tidak tahu beliau mendapatkan informasi intelijen terkait hal itu darimana?, namun Presiden Prabowo mengatakan bahwa kalau memang demikian adanya maka tentunya hal ini membuat Iklim yang tidak sehat dan cenderung merusak tatanan demokrasi,” tutur Mangku Pastika.
Mangku Pastika hanya menjelaskan secara gamblang bahwa Desa Adat seharusnya independen dan masyarakatnya bebas untuk menentukan pilihan politik, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
Mangku Pastika mengakui memang mereka bukanlah ASN ataupun TNI/Polri yang wajib netral, namun Desa Adat mendapatkan berbagai insentif dari negara berupa Dana BKK (Bantuan Keuangan Khusus) maka seyogyanya tidaklah berpolitik praktis, apalagi seharusnya tidak boleh seorang kepala desa mengarahkan masyarakatnya untuk suatu pilihan politik tertentu.
“Presiden Prabowo sangat setuju jika sejatinya Bali tetap menjaga kelestarian adat dan budayanya tetapi hendaknya tapi tidak boleh malah dijadikan sarana dan komoditas politik,” ungkap Mangku Pastika.
Dirinya bahkan heran jika seseorang Presiden Prabowo rela menempuh ribuan kilometer perjalanan dari Papua ke Bali ditengah padatnya kesibukan kenegaraan.
“Saya kangen, apakah anda tidak kangen sama saya?,” tutur Presiden Prabowo yang notabene sebagai ‘konco lawas’ nya sesama lulusan Akademi Militer tahun 1974 itu.
Mangku Pastika akhirnya lebih dalam mengetahui betapa kentalnya hubungan Prabowo dengan De Gadjah setelah mendengar pengakuan yang keluar dari Prabowo.
Hal inilah yang membuat Mangku Pastika yakin dengan pilihannya setelah mendengar sebuah testimoni dari sahabatnya.
“Kalau boleh saya berharap dan berdoa agar De Gadjah bisa memimpin Bali,” kata Prabowo seperti yang diungkapkan kepada Mangku Pastika. (bp/gk)