PROGRAM AIR BERSIH DAN POMPA HIDRAM: (Kanan) Danrem 163/Wirasatya, Brigjen TNI Ida Bagus Ketut Surya Wedana atensi adanya laporan kekeringan di Pecatu. (Kiri) Anggota Komisi IV DPRD Bali, I Wayan Disel Astawa. (Ilustrasi: Gung Kris)
DENPASAR, Balipolitika.com- Menanggapi adanya informasi beredar terkait masalah krisis air atau kekeringan di Bali khususnya di wilayah Jimbaran dan Pecatu, Danrem 163/Wirasatya, Brigjen TNI Ida Bagus Ketut Surya Wedana mengatakan pihaknya akan memberikan atensi, mengupayakan agar program air bersih dan pompa hidram bisa digelar di wilayah-wilayah tersebut, Rabu, 26 Juni 2024.
Hal tersebut diungkapkan Brigjen TNI IB Surya Wedana kepada wartawan Balipolitika.com saat ditemui langsung di sela-sela kegiatan silaturahmi dengan awak media, akan mencari tau kebenaran informasi masalah krisis air di Pecatu untuk dapat dicarikan solusi melalui pemanfaatan program air bersih yang digagas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI maupun program pompa hidram oleh TNI AD.
“Kalau program (air bersih dan pompa hidram, red) kami pastikan tetap berjalan pak. Yang belum kita kerjakan masih banyak pak, namun untuk Pecatu awalnya memang tidak ada laporan kekeringan disana tapi terima kasih atas informasinya akan coba kami cari tau dan tindaklanjuti,” pungkas Danrem, Rabu, 26 Juni 2024.
Selain akan melanjutkan program yang sudah berjalan tersebut, pihaknya juga akan menindaklanjuti adanya laporan kekeringan tersebut dengan menerjunkan tim dari Korem 163/Wirasatya dan Kodim 1611/Badung, mencari titik-titik wilayah yang mengalami krisis air khsususnya di wilayah Kuta Selatan.
“Nanti kita dengan PUPR akan mencari titik-titiknya, laporan ini kita juga akan teruskan ke Pangdam Udayana agar bisa di berikan atensi,” tambahnya.
Sementara adanya informasi krisis air di wilayah Pecatu dan Jimbaran dirasakan langsung sejumlah warga bahkan sudah terjadi sejak Mei 2024, ironisnya pasokan air bersih yang sedemikian besar oleh PDAM Badung masih kurang untuk mengatasi masalah kekeringan tersebut.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Wayan Disel Astawa juga sempat melontarkan pernyataan serupa kepada awak media, mengatakan bahwa krisis air di wilayah Kuta Selatan telah menjadi masalah tahunan bagi masyarakat Badung, debit air yang kecil menjadi momok kerap dialami sebagian besar warga Pecatu dan Jimbaran.
“Air kita taulah di Pecatu itu debitnya kecil sekali. Khususnya di wilayah Badung Selatan permasalahan (kekeringan, red) ini tidak bisa kita terus minta masyarakat untuk menunggu saja, terlebih ini daerah pariwisata yang sangat membutuhkan air bersih. Ini perlu dicarikan solusi, perlu penanganan lanjut, bekerjasama dengan para pemangku kepentingan lainnya secara bersama mencari jalan keluarnya,” imbuhnya, Senin, 24 Juni 2024.
Menurut pria yang juga digadang maju pada Pilkada Badung 2024 sebagai Bakal Calon Wakil Bupati mendampingi I Wayan Suyasa, Disel menjelaskan bahwa masalah kekeringan atau krisis air di sejumlah wilayah di Badung akan menjadi perhatian khusus pihaknya, jika terpilih menang pada kontestasi 27 November 2024 mendatang. (bp/gk)