Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Kesehatan

Rakorkesda Daerah, Pemprov Bali Komit Cegah Stunting

CEGAH STUNTING: Kick-off intervensi serentak pencegahan stunting di Bali, Selasa, 4 Juni 2024. (Sumber: Tim Bali Politika)

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Dalam rangka menurunkan jumlah balita stunting, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kunjungan dan cakupan sasaran ke posyandu, mendeteksi masalah gizi serta memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran yang memiliki masalah gizi.

Berdasarkan arahan Kemenkes RI melalui Surat Edaran Nomor : HK.02.02/B/716/2024 tentang Pelaksanaan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Seluruh Indonesia, maka dilaksanakan Gerakan Intervensi Serentak ini yang berlangsung secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Di Provinsi Bali Kick-off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (Rakorkesda) Provinsi Bali.

Rakorkesda sendiri bertujuan untuk mengevaluasi sejumlah capaian kinerja 2023 sekaligus merumuskan sejumlah langkah strategis untuk mencapai target kinerja 2024 sebagai bahan penyusunan Renstra 2025-2030, serta sebagai forum komunikasi terbuka antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka mendukung pencapaian transformasi kesehatan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4-5 Juni 2024 di Harris Hotel & Residence Sunset Road Bali, dimana saat pembukaan Rakorkesda dan kick-off dihadiri oleh Wamenkes RI Kepala BKKBN Pusat, Dirjen Kesmas, Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kemenkes, PJ Gubernur Bali, Deputi Direksi BPJS, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali dan Kab/Kota.

Direktur RSUP, RSUD dan RS Swasta, Lintas Sektor terkait bidang kesehatan secara luring. Kepala Puskesmas se-Bali, Rumah Sakit dan Klinik mengikuti kegiatan secara Daring.

Dalam laporannya kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyampaikan selamat datang dan terima kasihnya kepada semua yang hadir dan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini.

Selanjutnya pertemuan dibuka oleh Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menyampaikan gambaran balita stunting di Provinsi Bali dan melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting ini.

“Diharapkan sinergitas di bidang kesehatan dapat membantu meningkatkan upaya penanganan masalah kesehatan di Bali,” ungkapnya.

Kick off ditandai dengan penekanan tombol sirene antara Kepala BKKBN, Pj Gubernur Bali, Dirjen Kesmas Kemenkes RI serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dilanjutkan dengan penyerahan cindramata dari PJ Gubernur Bali kepada Kepala BKKBN Pusat dan Dirjen Kesmas Kementrian Kesehatan RI.

Lebih lanjut adalah penyampaian materi dari Kepala BKKBN Pusat yang menyampaikan materi berjudul Audensi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali.

“Semua pihak harus mengantisipasi puncak bonus demografi yang akan berlangsung dalam beberapa tahun lagi dengan berbagai upaya termasuk upaya di bidang kesehatan, Disampaikan pula Angka ketergantungan dan bonus demografi di setiap kabupaten di Bali. Angka ketergantungan dan bonus demografi yang terendah di Bali ada di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar,” jelasnya.

Sambutan berikutnya dari Wakil Menteri kesehatan RI yang menyampaikan pentingnya dilaksanakan transformasi layanan primer.

Prof. dr Dante menyampaikan dalam mendukung transformasi layanan primer maka layanan primer yang ada harus diperbaiki disamping juga dengan mendekatkan pelayanan kesehatan di masyarakat.

“Disamping transformasi layanan primer, tranformasi layanan rujukan juga merupakan hal yang penting dengan cara meningkatkan layanan kesehatan di rumah sakit. Diharapkan pertemuan ini menghasilkan rekomendasi kebijakan di Bali yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Bali,” imbuhnya.

Arahan selanjutnya dari Dirjen Kesmas, Kementrian Kesehatan RI yang menyampaikan capaian indikator kesehatan di Bali masih lebih tinggi dari angka nasional namun diharapkan tetap mengupayakanpencapaian yang lebih baik.

Integrasi layanan primer dimulai dari posyandu sampai ke layanan di puskesmas saling terintegrasi. Untuk memberikan layanan yang lebih cepat maka perlu ada transformasi layanan laboratorium dengan memberikan layanan yang terstandar.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah stunting adalah dengan melakukan gerakan intervensi penurunan stunting secara serentak di posyandu seluruh Indonesia. (bp/gk)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!