Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

OPINIPolitik

Gerakan Asal Jangan Koster Mencuat Jelang Pilgub Bali 2024

DORONGAN KUAT: Munculnya gerakan Asal Jangan Koster jelang Pilgub Bali 2024 menjadi sorotan pengamat sosial, Kamis, 30 Mei 2024. (Ilustrasi/Gung Kris)

 

DENPASAR, Balipolitika.com Kemunculan gerakan Asal Jangan Koster (Wayan Koster) semakin berhembus kencang jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024, sebelumnya juag tak sedikit warganet berkomentar negatif pada unggahan akun Instagram (IG) redaksi Bali Politika soal alasan Giri Prasta menerima lamaran Wayan Koster jelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, Kamis, 30 Mei 2024.

Bukannya tanpa alasan, isu terkait kerasnya gerakan Asal Jangan Koster 2024 tercerimin dari sejumlah komentar warganet yang seolah-olah mengkritisi pergerakan politik dari Ketua DPD PDIP tersebut, sala satunya ditulis akun IG @tj_echo_creativity meyakini bahwa jika benar-benar rekomendasi PDIP keluar untuk Wayan Koster sebagai Cagub Bali 2024, berpotensi momentum Pilpres akan terulang kembali di Pilgub Bali.

Attah (aduh, red) sorry malu (dulu, red) yen dadi (jika jadi, red) paket Wayan (Koster, red) ampure (maaf, red) titiang (saya, red) sing milih (tidak milih, red),” ungkap akun tersebut.

Selain itu, pernyataan tegas juga dilontarkan pemilik akun @gill567042 dalam kolom komentar menyatakan diri untuk memilih siapapun Paslon yang menyandingkan Wayan Koster sebagai Cagub 2024, lebih memilih kotak kosong jika memang Pilkada Bali 2024 diwarnai kehadiran fenonema tersebut.

“Asal jangan koster titik,” singkatnya.

Juga diberitakan sebelumnya, tak hanya warganet, salah satu masyarakat, I Komang Suryatmaja Putra juga memberikan komentarnya langsung kepada wartawan Balipolitika.com, dalam kesempatannya bertemu di salah satu warung kopi di Kediri, Tabanan, mengatakan biar bagaimanapun upaya Wayan Koster untuk menarik simpatinya tetap tidak akan lagi memilih Wayan Koster pada Pilkada 2024, dengan alasan kejadian U-20 merupakan sejarah memalukan dan menyayat hati para pecinta sepak bola di Bali.

“Biar engken (gimana, red) tetep sing kal (ga bakal, red) milih Koster. Maaf saya sangat kecewa dengan tindakan anda tahun kemarin, U20 itu sejarah memalukan bagi Bali,” cetusnya, Sabtu, 18 Mei 2024.

Menanggapi adanya isu Gerakan Asal Jangan Koster 2024 juga ditanggapi oleh salah satu pengamat sosial Bali, I Made Mariata menilai, hal tersebut menjadi fenomena yang wajar jelang Pillakda Bali 2024 dan menjadi dinamika sosial dari sejumlah masyarakat yang menginginkan adanya perubahan pada sistem pemerintahan di Bali.

“Sah, sah saja (Gerakan Asal Jangan Koster, red) itu. Masyakat Bali ini kan terus belajar dari Pemilu sebelumnya, apa yang dijanjikan kemudian tidak ditepati Gubernur sebelumnya atau adanya kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat, sehinggu memicu keluarnya pergerakan itu. Jadi wajar, jika Pilpres bisa ada perubahan kenapa tidak bisa pada Pilkada?,” imbuhnya.

Mariata menilai, adanya dinamika gerakan tersebut menjadi sebuah pertanda awal terbentuknya masyarakat Bali yang mulai melek dengan situasi politik, menginginkan lahirnya pemimpin Bali yang tidak bergantung terhadap kepentingan pusat dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat Bali, tidak hanya memanfaatkan masyarakat sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya.

“Orang Bali ini sekarang sudah mulai sadar ketika mau memilih. Beda dengan zaman dulu, dipake baju merah, ikut dia merah, dipakein baju kuning ikut kuning. Sube kedat krama jani (sudah melek masyarakat sekarang, red), jika nanti Pilkada Bali 2024 ada perubahan itu akan menjadi sejarah bagi Bali, menunjukan bahwa memang masyarakat lah yang mengambil alih perubahan itu,” pungkasnya.

Ia berharap, kedepan masyarakat Bali bisa cerdas dalam memilih Calon Gubernur selanjutnya pada Pilkada 2024, memahami lebih jauh dan melihat kembali rekam jejak calon-calon yang berkompetisi agar Bali tidak jatuh di tangan orang yang salah 5 tahun kedepan. (bp/gk)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!