Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

ADAT DAN BUDAYA

Kagama Bali Dorong Kebersamaan dalam Keberagaman

Gelar Buka Bersama Ramadan 1445 Hijriyah

TOLERANSI: Ketua Kagama Bali I Gusti Ngurah Agung Diatmika saat memberikan sambutan dalam acara Buka Bersama Kagama Bali 2024 di Warung Kubukopi, Denpasar, Jumat, 29 Maret 2024.

 

DENPASAR, Balipolitika.com- Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Bali menggelar acara buka bersama di Bulan Ramadan 1445 Hijiriyah, Jumat, 29 Maret 2024.

Acara di Warung Kubukopi Denpasar ini dihadiri puluhan anggota lintas angkatan dan jurusan jebolan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ketua Kagama Bali I Gusti Ngurah Agung Diatmika menyebut acara itu dimaksudkan untuk merekatkan ikatan kekeluargaan anggota Kagama.

“Di sini kita sudah terbiasa dengan anggota yang memiliki keberagaman latar belakang agama, tapi tetap saling menghormati,” katanya.

Keberagaman itu, kata notaris senior asli Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabuapaten Badung itu semestinya bisa dikelola bersama sebagai modal memajukan bangsa.

“Sesuai dengan motto Kagama, yaitu Guyub, Rukun, dan Migunani,” tegasnya.

I Gusti Ngurah Agung Diatmika mengingatkan bahwa pasca Pemilu 2024, akan banyak agenda-agenda politik yang bisa memecah masyarakat dalam berbagai kepentingan.

Karena itu, kebersamaan dalam keberagaman perlu dimaknai pula dalam situasi pilihan-pilihan yang berbeda, tapi tetap dalam ikatan keluarga bangsa.

Sementara sejarawan Arya Suharja yang diminta memberikan renungan Ramadan mengungkap dalam berbagai agama selalu ada cara-cara untuk mendisiplinkan fisik manusia agar tetap di bawah kendali spiritualitas.

“Bentuknya bisa bermacam-macam tetapi tujuannya sama,” katanya.

Kendali spiritual, sambung Arya Suharja menjadi kian penting di tengah kehidupan dunia yang semakin materialistis dan membuat manusia gampang terjebak di dalamnya.

Di sisi lain, kendali itu akan mengarahkan pada kepedulian yang lebih tinggi kepada sesama manusia.

“Melalui ibadah itu, ego kita ditundukkan agar mencapai hal-hal yang lebih mulia dan lebih tinggi daripada sekedar pencapaian fisik semata,” tegasnya. (bp/ken)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!