NASIB calon legislatif benar-benar ada di tangan rakyat di hari pencoblosan Pemilihan Legislatif, Rabu, 14 Februari 2024.
Sistem proporsional terbuka yang berlaku di negara kita saat ini memungkinkan pemilih dapat memilih daftar nama calon legislatif.
Kelebihan sistem ini terletak pada hubungan yang terbangun antara pemilih dengan calon legilatif (caleg) yang dipilih.
Dalam sistem ini aspirasi pemilih lebih menentukan siapa yang terpilih, sebaliknya dalam sistem tertutup aspirasi elite partai politik yang menentukan.
Berkat sistem ini, setiap warga negara memiliki kesempatan untuk memilih wakil mereka yang akan mewakili kepentingan dan aspirasi mereka di tingkat legislatif, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional alias pusat.
Tak dapat dipungkiri, pemilu menghadirkan tekanan dan tantangan yang signifikan bagi calon legislatif.
Selain biaya yang dituntut sangat tinggi, persaingan internal dan lintas partai politik menuntut seorang caleg harus memperhatikan kesehatan jiwa mereka selama periode kampanye dan pemilihan.
Inilah mengapa pencegahan kesehatan jiwa merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan bagi calon legislatif selama pemilu.
Kampanye politik yang intens dan bersaing dapat menyebabkan stres yang tinggi bagi calon legislatif.
Mereka dihadapkan pada tekanan untuk memenangkan suara dan mengatasi tantangan yang muncul selama kampanye.
Dalam situasi seperti ini, menjaga kesehatan jiwa sangat penting agar calon tidak mengalami kelelahan fisik dan stres yang berkelanjutan.
Salah satu upaya pencegahan kesehatan jiwa yang penting adalah menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Calon legislatif harus menyadari pentingnya waktu istirahat dan rekreasi.
Ini mencakup menjaga pola tidur yang sehat, mengatur waktu untuk berolahraga, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, serta melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang mereka nikmati di luar politik.
Selain itu, penting juga bagi calon legislatif untuk menjaga komunikasi yang baik dengan orang terdekat, seperti keluarga, teman, dan tim kampanye.
Melibatkan mereka dalam proses dan mengajukan dukungan serta pendapat mereka membantu mendorong dukungan emosional dan mengurangi risiko isolasi sosial yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jiwa.
Juga, penting bagi calon legislatif untuk mencari dukungan profesional berupa konseling atau terapi jika mereka merasa stres atau kesulitan mengelola emosi mereka.
Konselor atau terapis yang berpengalaman dapat membantu calon legislatif untuk mengelola stres, mendapatkan wawasan diri yang lebih baik, dan mengasah keterampilan coping yang sehat.
Sementara itu, pemilihan umum juga dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan dari publik dan media.
Faktor ini dapat meningkatkan risiko stres dan kecemasan bagi calon legislatif.
Untuk mengatasi hal ini, penting bagi mereka untuk memiliki batasan waktu dalam mengonsumsi berita politik dan media sosial.
Menghindari berita yang berulang-ulang atau bersifat negatif dapat membantu menjaga kestabilan emosional dan kesehatan jiwa secara keseluruhan.
Selanjutnya, calon legislatif perlu menjaga hubungan yang baik dengan sesama calon dan anggota tim kampanye lainnya.
Ini dapat menciptakan dukungan sosial yang diperlukan di tengah kecemasan dan tekanan politik yang tinggi.
Dukungan tim dan sesama calon dapat membantu mengurangi rasa terisolasi dan memiliki efek positif pada kesehatan jiwa.
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, calon legislatif harus memperhatikan diri mereka sendiri.
Mengenal diri sendiri, batasi ekspektasi yang terlalu tinggi, dan belajar memaafkan diri sendiri ketika ada kesalahan atau kegagalan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jiwa selama pemilu.
Memiliki pandangan realistis tentang hasil pemilihan dan menerima apa pun yang terjadi merupakan bagian dari pemeliharaan kesehatan jiwa yang positif.
Dalam kesimpulan, pencegahan kesehatan jiwa adalah elemen penting yang perlu diperhatikan oleh calon legislatif selama pemilu.
Dalam menghadapi tekanan dan tantangan kampanye politik, menjaga keseimbangan hidup, mendapatkan dukungan sosial, dan mengetahui kapan mencari dukungan profesional sangat penting.
Dengan memperhatikan kesehatan jiwa mereka sendiri, calon legislatif dapat memenuhi tugas mereka dengan lebih baik dan memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat. (*/ken)