SENTIL: Anggota Komisi IV DPRD Bali, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka alias Gung Cok, saat menemui wartawan seusai rapat dengan Disdikpora Bali, Senin, 17 Februari 2025. (Sumber: Gung Kris)
DENPASAR, Balipolitika.com- Menarik perhatian penulis adanya pernyataan salah Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, A A Bagus Tri Candra Arka alias Gung Cok, saat dimintai tanggapannya terkait pelaksanaan event 5th Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2025 juga sempat menyinggung soal pagar laut kepada wartawan, Senin, 17 Februari 2025.
“Biar bagaimanapun juga, dunia ini kan dihubungkan oleh laut. Saya berharap laut Bali juga bisa terus dijaga oleh masyarakatnya, jangan ada lagi pagar-pagar yang berusaha membatasi masyarakat untuk melaut,” sentil Gung Cok, saat ditemui usai rapat dengan Disdikpora Provinsi Bali.
Walaupun tidak secara spesifik Gung Cok menjelaskan apa yang dimaksudnya soal pagar laut, apakah soal pagar laut BTID atau pagar laut yang viral di Tangerang? Namun, lebih jelasnya ia sangat mengapresiasi digelarnya event kemaritiman skala internasional bertajuk 5th Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2025 dan International Fleet Review (IFR) di Bali beberapa hari yang lalu.
Menurutnya, event maritim yang melibatkan Tentara Nasional Indonesia khususnya TNI AL serta tentara-tentara dari beberapa negara tersebut, merupakan momentum yang sangat menguntungkan bagi sektor pariwisata Bali, secara tidak langsung telah memperkenalkan secara luas keindahan maritim Bali kepada dunia.
“Sebagai tuan rumah (Bali, red) kan ini suatu hal yang positif. Selain memperlihatkan kekuatan maritim kita, moment ini juga dapat dijadikan promosi akan keindahan laut Bali. Tentu saja untuk mendongkrak sektor pariwisata Bali, menunjukan pada dunia betapa alaminya laut Bali,” jelasnya.
Lebih lanjut pria yang dikenal sebagai Ikon Sport Tourism Bali tersebut berharap, event-event internasional serupa bisa terus digelar di Bali, sehingga Bali dapat dijadikan rekomendasi salah satu destinasi pariwisata maritim yang dimiliki Indonesia setelah Labuan Bajo dan Raja Ampat. (bp/gk)