Ilustrasi: Gede Gunada
Perapian Rindu
waktu singgah dan berlalu
tidak seperti jiwaku, yang
masih saja terbakar rindu
hatiku menuju perapian
tempatmu menyimpan
bara cinta menyala-nyala
aku dan kau sirna
dalam lesap asap-asap
menuju cerobong sunyi
memanjat doa-doa pujian
cinta kasih menyatu
bersama udara kesetiaan
Ungaran, Januari 2023
Rindu Berserak
aku adalah tempat
bersemayam rindu
dan juga gelisah
memburu napas
pada cinta-cinta itu
menggebu laju
kau adalah angan
menyembuhkan luka
yang sedang kurasakan
tanpa darah-darah dan
juga tangisan
kau berjarak dariku
menghimpun jejak
pada rindu berserak
kutuang segelas arak
memabukkan
Ungaran, Januari 2023
Musafir Cinta
lelah menumbuh lemah
pada jiwa-jiwa kering
di padang gersang cinta
tanpa rindu sabana
langkah-langkah hanyalah
kematian menuju lembah
ketidakberdayaan cinta
cinta mengambil jiwa-jiwa
dalam keterasingan
kenistaan dan kegilaan
terlunta-lunta menuju
kekasih yang mengikatnya
dengan tali-tali bersimpul
asmara
batin mendengar lirih
munajat cinta dipanjatkan
di antara gemuruh badai gurun
doa-doa melesat ke awan-awan
menjadi gerimis kebahagiaan
bagi musafir cinta yang kehausan
Ungaran, Januari 2023
Sayap-sayap Kebebasan Cinta
sayap-sayap jiwa ini terbang
leluasa bersama cinta-cinta
yang berbait pada kerinduan
serupa lesat anak panah
menancap tepat di titik sasaran
cinta adalah sebuah kebebasan
melepas belenggu-belenggu
pada simpul-simpul keraguan
yang selalu dipertanyakan
di setiap perjalanan pembebasan
membincang rupa-rupa cinta
cawan adalah kesedihan
racun-racun harus ditelan
namun bagi pecinta-pecinta
itu adalah nadi-nadi kebahagiaan
Ungaran, Januari 2023
Kurapal Namamu di Rumah Hatimu
melintasi rumah hatimu
sepasang jendela rindu
dalam gegas membuka
dirinya dan tersenyum
padaku yang merapal
lirih namamu
kuketuk pintu cintamu
yang beraksen rustic
kaubiarkan aku masuk
dan bercengkrama
tentang perasaanku
hanya padamu
Ungaran, Januari 2023
Jiwa Pecinta
rindu telah menyesak dada
aku jua yang meneguknya
membuatku mabuk anggur
dalam ramuan-ramuan cinta
bersamamu adalah bahtera
cinta berkuasa dalam kemudi
menembus pasang gelombang
dan pusaran perasaan
kebahagiaan dan kesedihan
adalah keserupaan makna
cinta sejati bukan kesia-siaan
dalam tubuh lapar binasa
aku adalah pecintamu
di dalam mataku kusimpan
bayangan cinta dan kasih
dengan segenap air mata
Ungaran, Januari 2023
Syair Kekasih
jiwa-jiwa rapuh
tanpa daya-daya
hati sirna sudah
ditelan namamu
dada ini sesak
karena rindu
dan bisik gelisah
kutuang tinta
bercampur air mata
untuk menuliskan
derita cinta padamu
kukuburkan jiwaku
untukmu seorang
Ungaran, Januari 2023
Cinta dan Kenangan
tak kudapati cinta
kesedihan serupa takdir
terdiam dalam kegelapan
hanya berselimut dingin
penderitaan memangsa
tunas-tunas kehidupan
tercabut tanpa cinta
tak bisa kupalingkan
cintaku dari kekasih
hati ini telah tergadai
tetes-tetes embun
adalah pengharapan
pada cinta bermekaran
sedemikian rupa
kaukirim bayangmu
mencabik-cabik jiwa
dimana kautuang rasa
kaulupakan deritaku
melepas siksa cinta
kaurenggut kenangan
dari mimpi-mimpi
Ungaran, Januari 2023
BIODATA
Chris Triwarseno, S.T. , lahir di Karanganyar, 14 Februari . Alumni Teknik Geodesi UGM. Seorang karyawan swasta yang tinggal di Ungaran, Semarang. Penulis buku puisi Bait-bait Pujangga Sepi, aktif di Kelas Puisi Bekasi (KPB) & beberapa komunitas literasi. Beberapa karyanya diterbitkan oleh beberapa media seperti : Suara Merdeka, nongkrong.co (puisi pilihan redaksi – Bulan April 2022), borobudurwriters.id (Borobudur Writers & Cultural Festival – BWCF), balipolitica.com, nadariau.com, riausastra.com, negerikertas.com, Arahbatin.com dan lpmpjateng.go.id. Karyanya tergabung dalam antologi puisi Alam Sejati (Editor : Nia Samsihono, Pengantar : Eka Budianta), antologi Puisi Untuk Dokter dalam rangka HUT Ke-72 Ikatan Dokter Indonesia (Kurator : Sthiprana Duarsa, Gm Sukawidana dan Wayan Jengki Sunarta). Terpilih menjadi salah satu dari 5 puisi pendek terbaik bertema Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan oleh Institut Francais d’Indonesie, lembaga yang bergerak di bidang bahasa dan kebudayaan di bawah Kedubes Prancis di Indonesia. Pemenang Lomba Cipta Puisi di negerikertas.com (Anugerah Negeri Kertas – Keadilan Internasional 2022). Pemenang Lomba Puisi Cinta di kanal youtube Yuditeha – kategori 10 puisi peringkat kedua. Menulis resensi “Tetirah Puisi Bertitimangsa hingga Pandemi” diterbitkan oleh nongkrong.co. IG : @christriwarseno. FB : chris triwarseno. Email : ctriwarseno@gmail.com.
Gede Gunada lahir di Desa Ababi, Karangasem, Bali, 11 April 1979. Ia menempuh pendidikan seni di SMSR Negeri Denpasar. Sejak 1995 ia banyak terlibat dalam pameran bersama, antara lain: Pameran Kelompok Komunitas Lempuyang di Hilton Hotel, Surabaya (1999), Pameran “Sensitive” Komunitas Lempuyang di Danes Art Veranda, Denpasar (2006). Ia pernah meraih penghargaan Karya Lukis Terbaik 2002 dalam Lomba Melukis “Seni itu Damai” di Sanur, Bali; Karya Lukis Kaligrafi Terbaik 2009 dalam Lomba Melukis Kaligrafi se-Indonesia di kampus UNHI Denpasar.