Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Prabowo: Science, Technology, Engineering, dan Math, Indonesia Tertinggal Jauh

UTAMAKAN SDM: Menhan RI, Prabowo dorong revolusi STEM, Aptisi tuntut hapus biaya akreditasi dan jatah KIP.

 

NUSA DUA, Balipolitika.com- Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto dorong perguruan tinggi baik, negeri maupun swasta di seluruh pelosok Indonesia masuk dalam revolusi STEM.

STEM dimaksud merupakan bidang studi yang banyak dipilih oleh mahasiswa internasional, yakni singkatan dari Science, Technology, Engineering, dan Math.

Prabowo menegaskan sarjana berkualitas di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics atau STEM adalah ukuran kedigdayaan sebuah negara.

Soal ini, menurut Prabowo, Indonesia masih jauh tertingal dari negeri lain, terutama Amerika dan Tiongkok.

“Tiap tahun RRT (Republik Rakyat Tiongkok, red) menghasilkan sarjana STEM sebanyak 1,3 juta orang, sedangkan USA menghasilkan sarjana STEM sebanyak 300.000 orang,” kata Prabowo di hadapan para pengurus Pusat Asosiasi Peguruan Tinggi Swasta Seluruh Indonesia (Aptisi), rektor PTS, dan BEM PTS se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 2 Juli 2022.

Prabowo memperlihatkan bukti lain betapa Indonesia masih jauh, jauh, jauh, jauh tertinggal di bidang pengusaan teknologi canggih, khususnya super computer.

“Tahun 1996 Indonesia hanya punya 1 super computer, RRT masih nol (kosong). Tapi tahun 2017, RRT sudah memiliki 167 buah super computer, sedangakan USA memiliki 165 buah super computer,” sebut Prabowo.

“RRT kini unggul dalam jumlah produksi computer, semi conductor, komunikasi, dan obat-abatan,” lanjut Prabowo. (bp)

Berita Terkait

Back to top button

Konten dilindungi!