LEPASKAN RINDU: Masyarakat Bali berdesak-desakan dan abai terhadap protokol kesehatan saat menyaksikan pawai ogoh-ogoh di areal Patung Catur Muka, Denpasar, Selasa (2/3/2022).
DENPASAR, Balipolitika.com- Ribuan orang memadati areal Patung Catur Muka, Denpasar di malam Pangerupukan, Rabu (2/3/2022) atau sehari sebelum perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1944. Dua tahun puasa ogoh-ogoh, antusiasme masyarakat tak terbendung. Fakta di lapangan menunjukkan pelanggaran prokes terjadi di mana-mana. Salah satu yang paling kentara adalah masyarakat berdesak-desakan dan abai menjaga jarak.
Aturan bahwa yang boleh terlibat dalam arak-arakan ogoh-ogoh hanya 25 orang pun terang benderang dilanggar mentah-mentah. Termasuk aturan bahwa setiap orang yang hadir mengikuti pawai harus menjalani tes Swab Antigen. Logikanya, pelanggaran terhadap prokes ini akan membuat infeksi kasus Covid-19 meroket. Namun, faktanya jumlah infeksi kasus Covid-19 sesuai laporan resmi, Jumat (4/3/2022) justru turun drastis.
Mengacu data resmi yang dikeluarkan Kepala BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, pada Jumat (4/3/2022) terkonfirmasi tambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 93 kasus sehingga kasus total di Bali berjumlah 153.512 orang. Kasus sembuh total menjadi 144.243 kasus dengan tambahan kesembuhan terbaru sebanyak 1.250 orang. Adapun angka kematian bertambah 11 kasus sehingga menjadi 4.455 orang.
Angka ini turun drastis jika dibandingkan dengan sebelum prosesi Pangerupukan digelar. Satgas Nasional dan Satgas Provinsi Bali merilis pada Rabu (2/3/2022) penambahan kasus positif terkonfirmasi 308 kasus, sembuh 890 orang, dan meninggal dunia sebanyak 17 orang. Apa yang ditakutkan banyak pihak bahwa akan terjadi ledakan kasus pasca Nyepi Tahun Baru Saka 1944 terang benderang terbantahkan. (bp)