TABANAN, Balipolitika.com– Saat sejumlah negara mengalami krisis kelahiran bayi, fenomena bayi dibuang-buang seolah tak terbendung di Pulau Dewata, Bali.
Pasca penemuan bayi di Denpasar beberapa waktu lalu, di awal Maret 2025, kasus serupa kembali terjadi.
Salah seorang warga Tabanan, Bali bernama Gusti Ayu Putu Muliani, Sabtu, 1 Maret 2025.
“Telah ditemukan bayi di tegalan sisi jalan jalur Tunjuk, Pemanis (Tabanan, red). Sudah diamankan oleh Kapolsek Penebel. Bayi dalam perawatan Puskesmas Pnb 1. Astungkara lantang tuwuh (panjang umur) dados putra sane suputra (jadi anak laki-laki yang berbakti dan baik hati, red),” tulis Gusti Ayu Putu Muliani, Sabtu, 1 Maret 2025.
Diketahui, saat ini, beberapa negara yang mengalami krisis bayi lahir adalah Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Vietnam.
Di Jepang, jumlah kelahiran bayi menurun untuk tahun kesembilan berturut-turut pada 2024.
Jumlah kelahiran bayi pada 2024 mencapai 720.988 jiwa, turun 5 persen dari tahun sebelumnya.
Penurunan angka kelahiran ini disebabkan oleh jumlah pernikahan yang kian menyusut dan tren ini mengancam stabilitas ekonomi Jepang.
Taiwan mencatat tingkat kesuburan terendah di dunia pada tahun 2024.
Tingkat kesuburan total (Total Fertility Rate/TFR) Taiwan pada 2022 hanya 0,87 anak per wanita.
Penurunan angka kelahiran di negara tersebut disebabkan oleh pengeluaran dan biaya hidup yang semakin meningkat.
Di Korea Selatan, tingkat kesuburan mencapai rekor terendah dunia pada 2023, yakni sebesar 0,72 anak per wanita.
Penurunan angka kelahiran di Korsel disebabkan oleh turunnya angka pernikahan dan meningkatnya keengganan warga Korea Selatan memiliki anak.
Tercatat Vietnam juga mengalami krisis angka kelahiran seiring upaya negara tersebut mengejar ketertinggalan di berbagai sendi kehidupan mengejar kemajuan Tiongkok di Asia. (bp/ken)