RETAK – Tebing Pura Luhur Uluwatu mengalami keretakan dan kini sedang dalam perbaikan dengan menelan dana Rp78 miliar lebih.
BADUNG, Balipolitika.com – Penataan keretakan tebing Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, kian gencar. Bahkan proyek penataan yang awalnya dengan pembangunan jalan inspeksi hampir selesai.
Sebab jalan baru dari atas menuju dasar tebing ini, progres pembukaan lahannya hanya menyisakan 2 meter. Sehingga dengan cepat jalan akan bisa tembus ke bibir pantai.
Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Badung, Anak Agung Rama Putra, mengatakan secara progres pengerjaan penataan keretakan tebing saat ini mencapai sekitar 13 persen. Saat ini masih pengerjaan jalan inspeksi.
“Jalan untuk membawa material untuk penataan keretakan tebing ini pengerjaannya tersisa 2 meter. Kalau itu selesai, sudah selesai (pembukaan lahan jalan inspeksi),” ujar Agung Rama.
Setelah pengerjaan jalan inspeksi, selanjutnya pemasangan slif protektor di atas air laut. Hal ini untuk mengantisipasi material berjatuhan ke laut.
“Jadi kami menghindari pencemaran material ke ekosistem laut, sehingga pemasangan protector,” jelasnya.
Berawal dengan pembangunan jalan turun, baru di pasang silf protektor, setelah itu mulai membangun revetmentnya.
Selanjutnya aspal jalan inspeksi akan dan akhirnya proses penataan. Terkait material hasil pengerukan tebing, Agung Rama menyatakan, tidak ada penjualan material batu kapur atau limestone.
Sebab material tersebut untuk perataan jalan inspeksi. “Untuk galian limestone semua di timbun di-stock fil dan tidak ada di jual keluar,” tegasnya.
Proyek penataan keretakan tebing Pura Uluwatu ini kian gencar. Proyek dengan nilai kontrak Rp 78,6 miliar ini target rampung pada 31 Desember 2024.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba menerangkan, ada cekungan pada tebing Uluwatu setinggi 6 meter di atas laut.
Di bawah laut ada juga cekungan sedalam 10 meter. Nantinya dalam penataan cekungan tersebut akan di perbaiki.
Kemudian akan penbangunan revetment setinggi 6 meter untuk menahan deburan ombak. Sehingga dengan deburan ombak sekitar 4 meter dapat di tahan.
“Dengan kondisi ini tentunya tetap kami akan upayakan bekerja dengan melestarikan kondisi pantai setempat. Kemarin ada kesalahan operator yang membuang material ke laut sudah kami peringati. Kalau ditemukan lagi akan kami berhentikan,” jelas Surya Suamba. (BP/OKA)