MENDADAK GALUNGAN: Penjor yang sesuai lontar Jayakasunu melambangkan Gunung Agung sekaligus simbol syukur dan ucapan terima kasih atas hasil bumi berkah Tuhan Yang Maha Esa sambut peserta World Water Forum ke-10 yang digelar 18–25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali.
BADUNG, Balipolitika.com– Penjor, simbol suci agama Hindu yang sesuai lontar Jayakasunu melambangkan Gunung Agung sekaligus simbol syukur dan ucapan terima kasih atas hasil bumi berkah Tuhan Yang Maha Esa menyambut peserta World Water Forum ke-10 yang digelar 18–25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali.
Di depan gerbang Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Sabtu, 18 Mei 2024, terpasang empat buah penjor menyambut kedatangan pada tamu World Water Forum ke-10.
Penjor juga banyak tersebar di sejumlah lokasi lain mulai dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali hingga beberapa venue side event World Water Forum seperti di Pantai Surf Surf by The Wave tempat digelarnya prosesi Melukat atau Balinese Water Purification Ceremony, Kawasan Kura Kura Bali, hingga kawasan mangrove Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai.
Penjor juga terlihat meriah di lokasi Fair and Expo di BNDCC, Bali Collection, dan Pantai Kuta.
Di BNDCC akan ada 21 paviliun negara dan 126 organisasi yang mengikuti pameran. Kemudian, di Tsunami Shelter Kuta ada 70 paviliun dan di Bali Collection UMKM ada 51 paviliun.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Denpasar, memasang sebanyak 310 penjor hias mulai 17 Mei 2024 untuk menyambut pelaksanaan WWF ke-10.
“Pemerintah Kota Denpasar diminta memasang penjor dari keluar Tol Bali Mandara-Benoa menuju arah barat sampai dengan area kegiatan di Tahura Ngurah Rai di Denpasar,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Riyastiti.
Diketahui satu penjor yang dipasang tersebut senilai Rp800.000 sehingga jika dikalikan 310, pemerintah merogoh kas daerah sebesar Rp248 juta rupiah. (bp/ken)