GARDA TERDEPAN: Penglingsir Puri Tabanan, Anak Agung Ngurah Panji Astika bersama istri di Pura Penyusuhan Penegil Dharma, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Minggu, 26 Mei 2024.
TABANAN, Balipolitika.com- Ki Tunjung Tutur, pusaka raja pertama Buleleng, Ki Barak Panji Sakti hadir dalam ritual suci di Pura Penyusuhan Penegil Dharma, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Minggu, 26 Mei 2024.
Pusaka berbentuk tombak dengan panjang sekitar 1,5 meter dan berdiameter sekitar 2,5 sentimeter itu dihadirkan oleh Paiketan Puri Sajebag Bali dalam ritual memohon restu terkait pembangunan bandara di Bali Utara.
Acara bertajuk Festival Budaya Topeng Gajah Mada untuk Presiden di Pura Penyusuhan Penegil Dharma ini melibatkan penglingsir dari 14 puri se-Bali.
Tampak hadir di antaranya Ketua Paiketan Puri-Puri Agung Sajebag Bali, Ida Dalem Smaraputra; Penglingsir Puri Buleleng merangkap Sekretaris Jenderal Paiketan Puri-Puri Agung Sajebag Bali, Anak Agung Ngurah Ugrasena; dan Penglingsir Puri Peliatan sekaligus Ketua Pelaksana Harian Paiketan Puri-Puri Agung Sajebag Bali, Cokorda Gde Putra Nindia.
Sikap 14 puri se-Bali yang getol memperjuangkan pembangunan bandara Bali Utara salah satunya disampaikan Penglingsir Puri Tabanan, Anak Agung Ngurah Panji Astika.
Sosok yang akrab disapa Turah Panji itu menyebut jika tidak mengambil peran sentral maka eksistensi puri terancam hanya akan menjadi catatan sejarah serta kumpulan foto-foto tua yang dijadikan buku oleh para antropolog dunia.
“Mau tidak mau, pembangunan di Bali itu akan tetap ada, baik yang berskala domestik maupun yang berskala komersial, bahkan berskala super komersial. Yang terpenting adalah pembangunan ini harus ramah budaya dan ramah lingkungan serta penuh dengan konsep-konsep kehidupan Bali. Sangat jarang ada pembangunan yang ingin melibatkan tokoh-tokoh budaya dan aktivitas budaya dalam tahap perencanaan sampai ke tahap pelaksanaannya,” ujar Turah Panji, Selasa, 28 Mei 2024.
Paiketan Puri-Puri Agung Sajebag Bali ungkapnya hadir dalam rangka memastikan pembangunan bandara di Bali Utara berada di rel yang tepat serta tidak merugikan budaya Bali.
Tegas Turah Panji, puri sebagai salah satu komunitas budaya sudah seharusnya berperan sebagai benteng budaya Bali.
“Tokoh-tokoh puri berkumpul untuk memastikan bahwa pembangunan yang sangat penting ini tidak melenceng dan merugikan budaya Bali. Memastikan pula bahwa aspek lingkungan adalah hal yang utama menjadi perhatian dalam pembangunan,” beber Turah Panji.
“Puri sebagai salah satu komunitas budaya harusnya berperan sebagai benteng budaya Bali, karena secara politik dan ekonomi, peran puri sudah tergerus oleh perubahan zaman. Puri harus berani mengambil sikap untuk berada di garis depan dalam menjaga adat dan budaya Bali, khususnya dalam pembangunan di Bali yang sangat masif belakangan ini. Yang tentu juga akan membawa kontroversi dalam perjalanannya karena pembangunan pasti punya aspek kepentingan serta bisingnya pro dan kontra akibat pemahaman kompleks dari sudut pandang yang berbeda. Namun resiko itu memang harus sudah dijalani, persis ketika perubahan zaman dahulu dari zaman enteg Bali ke masa-masa kolonial. Karena jika hanya ingin ada di sudut netral yang nyaman, maka pelan-pelan eksistensi puri hanya akan menjadi catatan sejarah serta kumpulan foto-foto tua yang dijadikan buku oleh para antropolog dunia,” tandas Turah Panji.
Sebagaimana diketahui, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo mengatakan bandara di Buleleng akan dibangun di atas laut.
Iwan- sapaan akrabnya- mengaku sudah berkoordinasi dengan presiden terpilih Prabowo Subianto terkait rencana tersebut dan mendapatkan lampu hijau. (bp/ken)