DENPASAR, Balipolitika.com– Setelah sukses digelar di Universitas Udayana dan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) melalui persiapan serta koordinasi yang matang, seminggu terakhir, sebanyak 2 kali berturut-turut Pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 01, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. dan Putu Agus Suradnyana, S.T. diterpa isu tak sedap yang digulirkan secara masif di media sosial.
Pasangan Mulia-PAS seolah dijebak oleh agenda-agenda kegiatan mendadak plus tanpa koordinasi yang matang mengatasnamakan mahasiswa di mana lantas ketidaksanggupan menghadiri acara mendadak tersebut dicap secara “membabi buta” sebagai sebuah ketidakberanian.
Pertama, agenda “tantangan” yang digelar Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali Dewata Dwipa, Minggu, 10 November 2024 di depan Monumen Bajra Sandhi, Lapangan Renon, Denpasar.
Tantangan mendadak lewat medsos dan tanpa koordinasi dengan Tim Pemenangan Mulia-Pas padahal pihak penyelenggara mengantongi nomor handphone Tim Paslon 01 itu berlangsung saat De Gadjah mengikuti agenda di Jakarta di pagi hari dan setiba di Pulau Dewata lanjut ke Buleleng mengikuti Jalan Santai Sehat Bahagia Relawan De Gadjah yang diagendakan sebulan sebelumnya.
Kedua, Dialog Kebangsaan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) pada Kamis, 14 November 2024.
Meskipun surat permohonan sebagai pembicara bernomor 1070/II-4/UND/XI/2024 itu ditandatangani Rektor Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM., ASEAN., Eng. pada 8 November 2024, terungkap fakta bahwa surat tersebut baru dikirim ke Paslon Mulia-PAS pada Senin, 11 November 2024.
Sebagai bentuk itikad baik, Tim Paslon Mulia-PAS sendiri pada Selasa, 12 November 2024 hadir langsung ke Undiknas Denpasar untuk membahas acara super mendadak tersebut mengingat Paslon Gubernur-Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 01, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. dan Putu Agus Suradnyana, S.T. sudah jauh-jauh hari mengagendakan pertemuan dengan masyarakat di banyak titik di Bali.
Menghormati undangan Undiknas Denpasar, Tim Paslon Mulia-PAS pun menawarkan alternatif apakah bisa paslon diwakili mengingat penentuan hari dan jam kegiatan Dialog Kebangsaan Undiknas itu diputuskan tanpa melalui koordinasi.
“Kami hadir dengan itikad baik dan sikap sangat menghormati undangan dari Undiknas Denpasar. Kami baru menerima surat hari Senin, 11 November 2024 untuk acara hari Rabu, 14 November 2024. Jika acara dikemas dengan lebih matang didahului koordinasi seperti yang dilakukan Unud dan Undiksha tentu hal seperti ini bisa kita antisipasi bersama sehingga agenda keren ini bisa terlaksana. Paslon Mulia-PAS berjalan dengan komitmen tinggi untuk menepati janji terkait agenda yang kami susun jauh-jauh hari. Pak De Gadjah itu disiplin waktu, tidak boleh telat, janji datang ya datang. Bagaimana kami bisa mengabaikan masyarakat yang sudah menunggu kedatangan kami sejak sebulan sebelumnya? Sementara di sisi lain, acara super penting dari Undiknas ini sangat mepet undangannya? Apa tidak bisa undangannya seperti Unud dan Undiksha sehingga koordinasi bisa lancar?” tanya Ketua Tim Pemenangan Paslon Mulia-PAS Provinsi Bali, I Kadek Budi Prasetya, Rabu, 14 November 2024 malam.
Terkait agenda Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali Dewata Dwipa, Minggu, 10 November 2024 yang digelar berbarengan dengan kegiatan Jalan Santai Sehat Bahagia Relawan De Gadjah di Buleleng plus tanpa koordinasi, namun dihadiri paslon lain, I Kadek Budi Prasetya alias Rambo menduga ada agenda setting yang dengan sengaja bertujuan untuk merusak citra Paslon Mulia-PAS di mata publik.
“Adik-adik mahasiswa yang kami sangat hormati itu punya kok nomor hp saya. Apa susahnya sekadar mengirim WhatsApp atau telepon mengabari agenda tersebut? Kami sangat terkejut tiba-tiba Paslon Mulia-PAS dicap tidak berani hadir memenuhi tantangan tersebut. Bagaimana kami bisa hadir sementara dikabari pun kami tidak ada. Lalu tiba-tiba Pak Koster ada di lokasi. Apakah salah kami curiga dan menduga ini agenda setting? Jangan-jangan tim sebelah dikabari sementara kami tidak? Di-WA tidak, ditelepon juga tidak, lalu tiba-tiba kami dicap pengecut? Mungkin kami salah menduga-duga, tapi adik-adik harus paham ini hajatan politik yang super sensitif. Kami tentu sangat berharap adik-adik mahasiswa yang terhormat tidak ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Semoga tidak demikian. Ke depan, kalau ada agenda apapun itu, mohon dengan sangat berkabar. Bisa WA, bisa telepon. Kami pasti merespons,” pungkas I Kadek Budi Prasetya alias Rambo sembari mengaku kenal dengan salah seorang mantan Ketua BEM di Bali yang saat ini berstatus kader salah satu partai politik.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu peserta diskusi terbuka “dadakan” Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bali Dewata Dwipa, I Wayan Tresna Suwardiana membenarkan bahwa pihak penyelenggara acara tidak mengirim surat kepada kedua paslon.
“Aliansi memang tidak ada mengirim surat ke kedua paslon, kami hanya membuat dalam bentuk video pernyataan untuk menantang kedua paslon. Itu kami unggah di instagram @aliansi_bem_bali,” ungkap I Wayan Tresna Suwardiana yang saat ini menjabat Ketua BEM Universitas Udayana.
Disinggung soal Jalan Santai Sehat Bahagia Relawan De Gadjah yang diagendakan jauh-jauh hari di mana tantangan Aliansi BEM se-Bali Dewata Dwipa berlangsung pada hari yang sama, I Wayan Tresna Suwardiana menyebut dirinya mengetahui acara tersebut.
“Tahu dan kami tetap membuat video dengan harapan keduanya bisa datang, bukan memaksa karena bukan agenda utama kami. Namun, harapannya pasti datang, biar perwakilannya saja tidak masalah, pun jika dua-duanya tidak datang, tidak menjadi masalah, kegiatan kami tetep jalan,” ungkapnya.
Terkait dugaan acara tersebut merupakan agenda setting yang sengaja dibuat dadakan agar Paslon Mulia-PAS dipandang negatif oleh publik, I Wayan Tresna Suwardiana menjawab tidak tahu-menahu.
“Masalah dikondisikan atau tidak, saya nggak tahu-menahu. Intinya, saya dan BEM Unud datang membersamai apa yang sudah disepakati temen-temen di aliansi,” ucapnya.
Khusus BEM Unud, I Wayan Tresna Suwardiana menegaskan pihaknya tidak berpihak kepada paslon manapun.
“Kami secara kelembagaan tidak pernah menunjukan bentuk dukungan atau keberpihakan kepada salah satu paslon. Kami selalu mengundang seluruh paslon jika ada hendak untuk berdiskusi. Jadi clear secara lembaga BEM Unud tidak berpihak kepada salah satu paslon. Acara kemarin itu (Minggu, 10 November 2024, red) atas nama Aliansi BEM Seluruh Bali, jadi BEM Unud hanya membersamai. Terkait hal tersebut pun keputusan membuat acara di hari tersebut diambil secara musyawarah oleh seluruh anggota aliansi,” tandasnya.
“Pada awalnya, kami membuat aksi simbolik memperingati Hari Pahlawan yang tepat di tanggal 10 November. Dikarenakan sehari sebelumnya kami mengadakan nobar debat kedua dan kami melihat bahwa kedua paslon belum memberikan jawaban yang konkrit, maka muncul inisiatif yang disepakati bersama bahwa menambah agenda kegiatan di tanggal 10 November 2024 dengan menantang kedua paslon untuk hadir menemui kami. Pure ini sebagai agenda tambahan pada acara yang sudah kami sepakati bersama, yaitu peringatan Hari Pahlawan. Namun, pada akhirnya hanya 1 calon gubernur yang datang menemui kami. Jelas kami menerima dan mengajak Beliau berdiskusi tanpa ada maksud dan kepentingan apapun; murni untuk berdiskusi. Simpulannya, kemarin (Minggu, 10 November 2024, red) rencana inti kegiatan kami adalah simbolis peringatan Hari Pahlawan, namun ada agenda tambahan yang disepakati bersama,” jelas I Wayan Tresna Suwardiana. (bp/ken)