Ilustrasi: Ni Putu Sunindrani
PERTALIAN
sepotong sepi,
sebilah pisau dan kulit ari
saling mengikat janji
menolak tidak mengoyak
sebab sepi enggan jadi saksi
kulit enggan berdarah
dan pisau enggan mencipta sejarah
tapi ternyata ada saja
yang lebih tajam dari gigir gerinda
yang memutus urat nadi
: kata-kata
______
ODE BUAT PENGGALI
saban hari
ia menggali sumur
sedalam umur
hingga keriput kening
tumbuh duri
di rimbun hatinya nyeri
______
BULAN SEPARUH
ia menimang kesepian
sepanjang hari
hingga terbit bulan terbelah
kering air mata
tandus jiwanya
akankah jadi pertanda
luka di tubuh malam
semesta dirinya
________
TENGGELAM
ada yang diam-diam tenggelam
menusuk ketiak malam
mengubur cerita di dada kelam
di antara suara pekik teriak kehilangan
terbuat dari gelap menyergap
hatinya rumah bertungku
sekam membara
keadilan terbakar hilang
: jadi arang
_______
DI HUTAN MATI
kesedihan meranggas
ingatanku mulai dingin
di waktu terhempas
di antara kabut tebal menyelimuti
perasaan-perasaan
suka dan duka acap kali
silih menderas berganti
dalam keheningan
aku bertemu engkau
di keluasan semesta
di desir angin kering
puncak papandayan
_____
TIDUR
malam-malam kita
terbuat dari anak panah
yang melesat dari busur
sebab apa?
sebab
tidurmu tidak diukur
seberapa mahal harga kasur
tapi seberapa keras kau mendengkur
tidurmu tidak diukur
seberapa indah mimpi
yang singgah
esok hari kau bangun pagi
tubuh dan otak yang bugar
sunyum segar
dan perut yang lapar
MUSIM
musim di dada
terbuat dari sunyi di luar
gaduh di dalam
menjadi pasar
bermukim di kepala
SUNGAI
engkaulah sungai
mengarus deras di kepalaku
menghanyutkan sisa-sisa rindu
waktu tersisa membatu
yang membentur-benturkan
pikiran dan perasaan
______
MENYALA
menyala ke mana-mana
sumbu apimu
membakar uban
di kepalamu
sumur doa yang kerap
kau timba menjadi sia-sia
______
LUPA
kau olah pikir
tapi lupa olah rasa
kini atau nanti
bila matamu berkaca-kaca
pantulkan cahaya
menggulirkan bulir bening
pertanda cermin jiwamu telah retak
hatimu tandus
_____
TERPENJARA
antara kata dan batu
dua yang kau lemparkan itu
tak kunjung melepaskan keakuanmu
kini masih terkunci dirimu
dalam kemelekatan
________
BELOK
dari pulau ke hutan beton
kota yang bising
orang-orang menyebut tanah rantau
sebagian lupa meratapi harga dirinya
yang memang nyaris tak punya lagi
siapakah paling bengis kehilangan tangis
dengan Tuhan saja ia berkhianat
apalagi pada manusia?
______
BIODATA
Emi Suy, lahir di Magetan, Jawa Timur, dengan nama Emi Suyanti. Sampai saat ini Emi sudah menerbitkan lima buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Tirakat Padam Api (2011), serta trilogi Sunyi yang terdiri dari Alarm Sunyi (2017), Ayat Sunyi (2018), Api Sunyi (2020) serta Ibu Menanak Nasi Hingga Matang Usia Kami (2022), buku kumpulan esai sastra Interval (2023), serta satu buku kumpulan puisi duet bersama Riri Satria berjudul Algoritma Kesunyian (2023).
Ni Putu Sunindrani lahir di Denpasar, 10 Maret 1979. Dia bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan garmen di Denpasar. Melukis baginya adalah terapi batin dan sarana menghibur diri.