Hewan – Agas Jamur Hitam Betina, hewan pembawa lulut.
BALI, Balipolitika.com – Lulut, adalah satu hewan dalam Hindu, khususnya di Bali yang terkenal sebagai pertanda buruk.
Lulut, khususnya yang berwarna emas jika muncul di sebuah pekarangan. Maka kepercayaan sejak turun temurun, berarti karang tersebut panas.
Lalu apa lulut sebenarnya?
Lulut adalah hewan ulat yang berkoloni, menyerupai akar pohon. Hewan itu berkoloni yang dalam kemunculannya menyerupai akar pohon.
Begitu mirip, sehingga jika tidak memerhatikan betul, orang akan mengira itu adalah akar sungguhan.
Koloni hewan menyerupai akar pohon itu adalah hewan lulut. Acapkali pula, kemunculan lulut di halaman rumah seseorang bisa menjadi pertanda akan suatu hal.
Lulut yang sekilas mirip ulat adalah larva dari serangga agas dengan nama latin fungus gnat larvae yang mirip nyamuk.
Larva ini cenderung hidup di dalam tanah dan biasanya di daerah dekat perairan. Hewan ini kerap muncul ke permukaan tanah secara berkoloni menyerupai akar pohon.
Lulut tidak hanya memiliki satu warna. Larva ini ternyata dapat terkelompokkan berdasarkan warna yaitu tembaga, kuning keemasan, cokelat, dan putih.
Mereka kerap bergerombol dan dapat mencapai ratusan hingga ribuan saat muncul ke permukaan.
Selain itu, hewan ini juga memiliki tujuan yang sama dan selalu mengikuti pemimpinnya. Tak jarang, larva ini muncul bergerombol menyerupai bentuk akar pohon.
Lulut merupakan larva yang cukup sensitif jika habitatnya terganggu. Hewan yang hidup di tanah lembap ini otomatis akan keluar jika tanah yang mereka tempati tidak gembur atau pun basah.
Jika demikian, mereka akan keluar untuk mencari tempat baru.
Lalu saat Lulut, ulat mirip akar dan selalu bergerombol ketika keluar dari dalam tanah. Maka kemunculannya yang menyerupai akar pohon membuat banyak orang sekilas akan terkecoh saat melihatnya.
Apalagi jika tidak sengaja menginjaknya, tentu seseorang akan terkejut bukan main saat menyadari itu ternyata sejenis ulat.
Terlepas dari penampakannya yang unik dan bikin silau mata, kemunculan lulut di halaman rumah seseorang ternyata sering terkait dengan sebuah pertanda. Di daerah Bali misalnya. Kemunculan lulut emas bisa menjadi pertanda buruk.
Sementara di wilayah Jawa, kemunculan hewan ini di halaman rumah dianggap sebagai pertanda baik. Banyak orang di Jawa percaya kemunculan lulut akan mendatangkan rezeki.
Lulut atau fungus gnat larvae merupakan ulat yang menetas dari telur agas. Telur tersebut menetas setelah enam hari.
Lulut juga akan menjadi larva selama enam hari dan bergerombol dengan ulat lainnya. Mereka akan keluar ketika habitatnya terancam atau tanah tidak lagi lembap.
Lulut anggapan sebagai hewan yang cukup menjijikkan. Melihatnya saja bisa bikin bulu kuduk berdiri karena geli. Jika terkena kulit, lulut dapat menimbulkan bentolan, gatal, bahkan kulit membengkak.
Sehingga kerap warga yang menemukan lulut akan segera membersihkannya secara sekala dan niskala. Sampai saat ini lulut masih menjadi pertanda buruk di Bali, dan segera harus upacara. (BP/OKA)