KAMPANYE: Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) di Kampus. (Sumber: Humas)
BADUNG, Balipolitika.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menggelar sosialisasi Pertolongan Pertama Pada Luka Psikilogis (P3LP) sekaligus kampanyekan pentingnya kesehatan jiwa, bertempat di Harris Hotel, Sunset Road, Kuta, Badung, 6 Desember 2024.
Dalam kesempatannya, Kepa Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes., dalam sambutannya mengatakan, kesehatan jiwa adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Namun, tidak semua orang memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa yang mungkin dialami oleh diri sendiri atau orang lain.
“Pengendalian gangguan kesehatan jiwa di Provinsi Bali telah dilakukan secara terintegrasi. Pendekatan dalam upaya kesehatan jiwa dilaksanakan pada ranah promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,” ungkapnya.
Dalam giat “Kampanye Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) di Kampus Tahun 2024” tersebut, ia juga menjelaskan, pada tahap kuratif dan rehabilitasi dilakukan pada Orang Gangguan Kesehatan Jiwa (ODGJ).
Sampai dengan November 2024 di Provinsi Bali, jumlah ODGJ yang mendapatkan pengobatan sebanyak 1.597 orang, dengan proporsi kasus skizofrenia tertinggi (91,8%). Kasus gangguan cemas, depersi atau campuran keduanya masih sangat rendah hanya 74 orang (4,7%) dari seluruh ODGJ.
“Kabupaten Tabanan, Buleleng dan Kota Denpasar merupakan wilayah dengan jumlah ODGJ tertinggi di Bali,” imbuhnya.
Ia mengatakan, pendekatan promotif dan preventif dilakukan melalui kegiatan deteksi dini kesehatan jiwa. Pada saat kegiatan deteksi dini juga dilakukan promosi tentang kesehatan jiwa.
Hasil deteksi dini dapat segera ditindaklanjuti terutama bila ditemukan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Sampai dengan November 2024 di Provinsi Bali, sebanyak 118.822 orang atau 14,9% dari total populasi berisiko kesehatan jiwa di Bali.
Kabupaten Tabanan, Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng adalah 3 kabupaten/kota dengan jumlah deteksi dini tertinggi di Bali. Dari hasil deteksi dini kesehatan jiwa sebanyak 5.546 orang atau 4,7% yang mengalami ODMK.
“Berdasarkan hasil deteksi dini Kabupaten Bangli dan Jembrana dengan ODMK tertinggi. Rendahnya jumlah sasaran yang dideteksi dini juga menyebabkan semakin rendahnya ditemukan kasus ODMK,” paparnya.
Kegiatan Kampanye Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) untuk Kampus, merupakan salah satu kegiatan untuk promotif dan preventif kesehatan jiwa. Dengan adanya P3LP yang merupakan salah satu upaya mengindari terjadi gangguan jiwa berat, maka hal ini akan menjadi upaya pecegahan yang sangat efektif.
“Orang Dengan Masalah Kejiwaan yang tidak ditemukan dan ditangani dengan baik akan berisiko mengalami gangguan jiwa berat dan melakukan bunuh diri,” tambahnya.
Ia menyebut laporan Polda Bali, jumlah kasus bunuh diri sampai dengan 9 November 2024 sebanyak 95 orang, tertinggi di Kabupaten Karangasem dan Buleleng. Distribusi berdasarkan golongan umur tertinggi diusia ≥ 40 tahun sebanyak 52 orang (54,7%), dan ditemukan juga pada remaja usia ≤ 25 tahun sebanyak 18 orang (18,9%).
Monitoring kasus bunuh diri di Provinsi Bali, belum dapat dipantau dengan baik oleh petugas kesehatan, hal ini memerlukan koordinasi yang lebih baik antara Pihak Puskesmas sebagai penanggung jawab urusan kesehatan diwilayah kerjanya dengan Pihak Kepolisian diwilayah terkait.
“Selanjutnya kami mengharapkan situasi ini dapat memberikan gambaran dan menjadi dasar untuk kegiatan ini diselenggarakan,” tutupnya. (bp/gk)