KAYRAALVA
Melodi Indah
Ia datang dengan langkah tenang,
seperti piano yang mengalunkan nada ringan,
membelai hati yang lelah dengan irama yang tenang.
Di balik jendela, aku mendengarnya,
suaranya mengalir bersama angin yang semilir,
membawa kisah yang terpendam,
dan harapan yang mulai tampak jelas.
Setiap tuts piano bagaikan jejak masa lalu,
kisah-kisah yang kini menjadi sebuah lagu,
mengiringi senja yang perlahan berlalu.
Cahaya jingga mencerminkan bayangan,
seperti melodi piano yang memantulkan kenangan,
menceritakan kisah tentang perjalanan jiwa yang terkenang.
Di balik jari-jari yang menekan,
terdengar sebuah bisikan pelan,
“Meski senja akan pergi,
musik akan tetap berbunyi.”
Seperti halnya harapan,
meskipun dunia seakan berhenti sebentar,
dirinya tak akan pernah berhenti untuk berjalan.
Langit yang gelap bukanlah tanda akhir,
karena pertunjukan belumlah selesai,
akan ada suara baru yang siap dimulai.
Dengan setiap not yang tercipta,
aku tahu, harapan itu akan ada,
dengan keteguhan yang lebih nyata,
seperti simfoni yang selalu berlomba.
Halaman Baru
Sebuah buku tergeletak begitu saja di atas meja,
halamannya mulai menguning karena termakan usia.
Setiap kata yang tercetak itu bercerita,
tentang hari-hari yang tidak akan pernah terulang.
Cahaya jingga dari langit berhasil menembus jendela,
seperti sorot lampu meja yang menerangi halaman tua,
membawa kisah yang tertunda,
dan harapan yang terpendam lama.
Setiap kalimat adalah jejak langkahnya,
mengantarkan aku pada cerita lampau yang belum pernah kujajakan.
Meski halaman demi halaman telah usang,
namun harapan-harapannya berhasil diwariskan,
seperti cerita yang masih berkelanjutan.
Bak senja yang menghapuskan kelelahan,
akhir penutup buku itu siap untuk menutup kenangan,
meski tidak berarti cerita benar-benar tamat.
Karena di balik halaman yang terbuka,
akan ada cerita baru yang selalu siap ditanamkan.
Ketika buku itu akhirnya kembali bermunculan,
benih harapan yang terkubur akan melakukan pertumbuhan.
Menemukan jalan menuju kehidupan yang lebih cerah,
seperti matahari yang selalu bersinar tanpa lelah.
………….
SRI NURYANI
Perjalanan Rasa
Deretan angka rapi berjajar
di baris pos penantian
Bukan untuk saling mengejar
Namun menunggu waktu menutup layar
Satu demi satu hitungan tergenapkan
Kadang timbul kadang tenggelam
Bait-bait rasa menunggu malam
Pagi, siang hingga petang
Terlukis jejak dalam temaram
Entah manis atau pahit yang dituai
Segala buah terpetik sesuai tanam
Tak akan tumbuh sebiji kenang
Bila bibit tiada tersiram
-menuju panen setiap tebaran
Kuningan, 06 Juli 2024
Balada Senja
Sepasang kaki renta
Menatap nanar langkah semesta
Tiada derap manjakan telinga
Hanya hamburan debu kaburkan netra
Kelincahan diam terbungkam masa
Jejak ceria terbelenggu kuasa
Merdunya aksara kehilangan suara
Indahnya irama tak lagi berbicara
Sumbang telah bisukan pelita
Tiada kawan dengarkan cerita
Senja riang menyambut gulita
Kelam merebut binarnya mata
Kuningan, 07 Juli 2024
…………
ZHEE LALUNE
Jalan Pulang
kuserap lelah yang tak kau cerita
Kupeluk, hirup peluh yang kering di baju
letih kau simpan di saku
kujumpa ketika celana kau gantung di balik pintu
senyum ketika bus berhenti di halte tujuh
pukul lima lewat dua puluh
dengan bocah yang menunggu girang memegang payung
entah hujan atau teduh
ia tetap setia duduk di bangku
menunggumu dengan seragam biru
Tanjung Gading, November 2024
Suamiku
Kau pernah bertanya
jika waktu dapat diulang, aku ingin kembali kemana?
jika waktu diulang
aku ingin kembali ke masa tersulitmu
Aku ingin lebih awal bertemu lalu menepuk pundakmu
Kemudian memberitahu
bahwa nanti kita akan punya tara dan hannah
bahwa kini aku sudah ada.
bahwa hidup akan baik-baik saja
Tanjung gading, Maret 2025
BIODATA
Kayraalva adalah penulis yang percaya bahwa kata memiliki kekuatan untuk menghubungkan
dan meninggalkan jejak. Melalui karya-karyanya, ia mengeksplorasi dunia imajinasi tanpa batas, memperkenalkan dirinya lewat cerita yang berbicara lebih banyak daripada pribadinya. Baginya, menulis adalah warisan abadi.
Sri Nuryani. Kelahiran Kuningan, 21 Maret. Seorang Ibu Rumah Tangga penikmat puisi. Kini, tercatat sebagai Tenaga Pendidik di SMP Islam Terpadu Anwarul Huda. Menulis baginya merupakan wisata hati yang menyenangkan dan menenangkan. Telah menulis dua buku antologi puisi tunggal dan lebih kurang 34 buku antologi bersama.
Zhee Lalune, bernama asli Sio Marris Juliana Hutasoit. Ibu dari dua anak ini hobi menulis, membaca, merajut dan olahraga.