DENPASAR, Balipolitika.com– Dugaan setoran alias cuk sebesar Rp700.000 per kepala per bulan yang dikenakan kepada puluhan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Lumintang, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Provinsi Bali sama sekali tidak mengalir ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Denpasar.
Berstatus sebagai perangkat pemerintah daerah yang bertugas menegakkan peraturan daerah (perda) dan peraturan kepala daerah serta menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, Kasatpol PP Denpasar, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra mengaku sudah mengumpulkan seluruh anggotanya pasca berita berjudul “PSK Lumintang Diduga Setor 700 Ribu Per Orang Tiap Tanggal Muda” mengudara, Sabtu, 31 Mei 2025.
“Foto itu (yang ditayangkan Balipolitika.com, Sabtu, 31 Mei 2025, red) adalah foto lama saat penertiban tahun 2021 atas permintaan perbekal (Perbekel Desa Dauh Puri Kaja, red) waktu itu. Nah, untuk yang Rp700.000 itu, anggota tidak pernah mendapatkannya,” ucap Anak Agung Ngurah Bawa Nendra, S.H., M.Si., Sabtu, 31 Mei 2025 malam.
Jika ada anggota Satpol PP Denpasar yang menerima setoran atau cuk dari para PSK Lumintang sebesar Rp700.000 per kepala per bulan, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra menegaskan siap memecat.
“Siapa anggota (Satpol PP Denpasar, red) yang menerima setoran itu siap kami pecat. Saya sudah mengumpulkan seluruh anggota, danru dan wadanru, tidak ada yang melakukan itu. Kami harus luruskan ini agar persepsi masyarakat pembaca tidak liar. Kami di awal tidak menjawab (pertanyaan redaksi Balipolitika.com, red) karena harus mengumpulkan anggota terlebih dahulu. Sekarang kami sudah kumpulkan anggota dan dengan tegas menyatakan bahwa kami tidak ada menerima setoran atau semacamnya,” tegas Anak Agung Ngurah Bawa Nendra.
“Jika ada persepsi masyarakat yang mengira kami yang mengambil setiap bulan ini harus diluruskan. Itu tidak ada sama sekali. Intinya kami sudah kumpulkan semua anggota dan kami berani menjamin (tidak ada anggota Satpol PP Denpasar yang menerima setoran ilegal, red). Kalau ada oknum yang terlibat kami siap pecat,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Lokalisasi Lumintang yang berlokasi di Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara kini semakin eksis.
Eksis dimaksud berkaitan dengan kunjungan ke Lokalisasi Lumintang yang melonjak drastis bersaing dengan Lokalisasi Danau Tempe, Danau Poso, Semawang, dan sekitarnya.
Pantauan redaksi, di akhir pekan alias malam minggu, seorang PSK Lumintang bisa melayani lebih dari 10 pria hidung belang.
“Rp700 ribu dipungut sama papi dan mami. Yang diberikan datang naik mobil. Diambil tanggal muda, biasanya sebelum tanggal 5,” ucap salah seorang warga yang kerap mangkal di lokalisasi itu.
Ia menilai setoran 700 ribu per kepala itu relatif kecil dibandingkan pemasukan yang didapat si PSK.
Bayangkan saja, jika berhasil melayani 10 pria hidung belang dalam semalam, maka duit yang masuk tinggal dikalikan Rp200.000 sehingga menjadi Rp2.000.000 semalam.
Seandainya pun hanya mendapat 2 pelanggan dalam semalam, setoran itu masih relatif kecil bagi seorang kupu-kupu malam Lokalisasi Lumintang.
“Hari biasa kurang lebih seorang PSK melayani 2-3 pelanggan. Malam minggu jumlahnya nambah berlipat-lipat. Lokalisasi Lumintang selalu rame sehingga ada shift pagi dan shift malam. Shift pagi biasanya buka dari jam 10 pagi sampai 10 malam. Kalau shift malam, setelah magrib sampai tutup, kira-kira jam 3 dini hari,” bebernya.
Adapun tarif sekali kencan yang dibanderol rata-rata Rp200.000 sampai Rp300.000 sekali kencan.
Namun tak jarang PSK berusia belia dan berparas cantik memasang tarif lebih mahal.
Meski demikian, para lelaki hidung belang yang beruntung saat lokasasi sepi bisa memperoleh harga spesial hingga Rp100.000 sekali kencan.
“Mereka rata-rata tinggal di luar. Ada yang ngekos atau ngontrak rumah. Tak jarang yang datang bekerja membawa serta anak-anak mereka yang masih kecil lalu diasuh PSK lainnya saat si ibu melayani pelanggan,” urai sumber.
Bagaimana jika seorang PSK menstruasi atau datang bulan? Sumber menyebut mereka bisa tetap bekerja di lokasi tersebut sebagai pendamping tamu minum-minum.
“Jika ada PSK yang menstruasi atau datang bulan mereka biasanya melayani pengunjung yang minum-minum. Jadi yang ke sana (lokalisasi, red) tidak semuanya untuk menyewa PSK, tetapi ada juga yang datang hanya untuk minum-minum,” tambah sumber. (bp/tim)