TABANAN, Balipolitika.com– Fakta miris dan ironis seputar kelamnya dunia pendidikan di Provinsi Bali kembali terkuak.
Pasca ditemukan fakta ratusan siswa SD dan SMP tidak lancar atau tidak cakap membaca diduga dipicu kebijakan naik kelas otomatis tanpa evaluasi kompetensi dasar, disleksia, kurangnya motivasi dan dukungan keluarga, serta efek jangka panjang dari pembelajaran jarak jauh, ternyata ada temuan lebih menghebohkan.
Dikonfirmasi Kamis, 15 Mei 2025, Ketua DPRD Tabanan Tabanan I Nyoman Arnawa mengakui bahwa pihaknya menemukan 2 sampai 3 siswa lulusan SMA/SMK sederajat yang belum cakap membaca.
“Tidak cakap membaca atau tidak lancar membaca. Saya ketahui itu waktu dia (siswa, red) SMP dan saya tanya bunyinya, ini apa bacaannya itulah tidak lancar membaca. Itu waktu itu sekarang kan orangnya sudah tamat SMA. Waktu masih SMP itu saya tanya dia yang saya tau ada orang. Baru-baru ini saya baru ketemu dengan keluarganya dan orangnya juga masih belum lancar membaca. Jadi orangnya tidak cakap membaca tapi bisa main handphone. SMP tidak lancar membaca dan SMA tidak lancar membaca. Dan sekarang orangnya itu sudah tamat SMA dan saya tanya bapaknya baru-baru ini dia juga bingung dan dia memang tidak lancar membaca tapi kok bisa dia main handphone terus. Yaitu, nggak ngerti juga saya,” tandas I Nyoman Arnawa.
Sehari sebelumnya pada Rapat Kerja Pansus I membahas RPJMD Tabanan, Rabu, 14 Mei 2025, I Nyoman Arnawa juga mengungkapkan bahwa banyak siswa tamat SD dan SMP di Tabanan yang belum cakap membaca, meskipun biasa main handphone (HP).
“Itu temuan saya yang sering ke lapangan. Itu fakta di lapangan. Salah satu terjadi di SDN 3 Mengesta Penebel yang ada di desa saya,” ungkap Arnawa.
Pada SDN 3 Mengesta tersebut jumlah siswa yang tidak bisa membaca sekitar dua orang.
Bahkan pihaknya juga pernah mengecek siswa tersebut yang sudah lulus SD tersebut ternyata sudah bersekolah di SMP juga belum cakap membaca.
“Ini urusan dinas yang mengkaji itu dan mencarikan solusinya. Agar anak-anak Tabanan yang belum cakap membaca bisa lancar membaca dan menulis. Masalahnya di mana carikan solusi agar cepat tertanggulangi,” tandasnya. (bp/ken)