TABANAN, Balipolitika.com– Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M memberikan apresiasi yang tinggi atas semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Desa Wongaya Gede dalam melaksanakan Upakara Atiwa-Tiwa atau Ngaben Bersama.
Upacara yang digelar di Banjar Wongaya Kaja, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Sabtu, 1 Februari 2025 mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk Bupati Tabanan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Sanjaya hadir bersama I Made Urip, Usmantari selaku anggota DPRD Provinsi Bali, serta jajaran pejabat dari Setda Tabanan, di antaranya Sekda, Kepala OPD, dan Camat Penebel.
Kehadiran mereka menunjukkan bentuk dukungan penuh dari pemerintah terhadap pelaksanaan upacara adat yang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali.
Kegiatan yang berlangsung pada hari itu berupa ngulapin dan ngeringkes, yang merupakan tahap persiapan menuju puncak karya pada 4 Februari 2025 yang akan dipuput oleh Baluan Desa, Jero Mangku Made Donder.
Proses ngaben bersama ini melibatkan berbagai jenis kegiatan yang memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat setempat.
Masyarakat setempat berkontribusi dengan biaya relatif terjangkau untuk pelaksanaan upacara ini.
Di antaranya, terdapat dua sawa watangan, 18 sawa ngewangun, masing-masing dikenakan biaya Rp5 juta rupiah per sawa, serta 9 orang ngelangkur dengan biaya Rp500 ribu rupiah per orang.
Selain itu, satu orang ngelungah dikenakan biaya Rp1,5 juta rupiah.
Biaya tersebut menunjukkan bahwa meski tergolong besar, masyarakat tetap dapat melaksanakan upacara dengan biaya yang bisa dijangkau bersama.
Dalam sambutannya, Sanjaya mengungkapkan rasa bangga atas kebersamaan masyarakat desa dalam membangun karya yadnya ini.
Ia menegaskan bahwa dalam membangun yadnya, esensi dari tri upasaksi harus dijaga agar karya dapat berlangsung dengan sempurna.
Tri upasaksi sendiri merupakan konsep dalam adat Bali yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan budaya dalam setiap kegiatan keagamaan.
Sanjaya juga mengingatkan, bahwa kebersamaan dalam masyarakat adalah dasar dari kekuatan budaya Bali.
“Membangun yadnya bukan sekadar soal biaya, tetapi tentang bagaimana kita bersama-sama menjaga dan memperkuat tradisi. Tanpa kekompakan, segala upaya akan terasa berat. Saya percaya, jika kita semua bersatu, baik pemerintah maupun masyarakat, hasilnya akan maksimal. Ini adalah bentuk nyata sinergi yang harus terus dijaga,” ujar Sanjaya.
Visi dan misi Pemerintah Kabupaten Tabanan yang berfokus pada pelestarian adat, seni, dan budaya Bali juga mendapat perhatian dalam upacara tersebut.
Sanjaya menyampaikan bahwa pemerintah kabupaten akan selalu mendukung pelaksanaan karya-karya masyarakat, khususnya dalam kegiatan yadnya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Bali.
Dukungan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan jagat Bali.
Di akhir acara, Ketua Panitia, I Wayan Jana Putra, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Bupati Sanjaya beserta jajaran pemerintah daerah.
Ia juga mengungkapkan rasa syukur atas lancarnya proses upacara yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam suasana yang penuh kekeluargaan.
“Dengan semangat kebersamaan ini, diharapkan upacara Atiwa-Tiwa di Desa Wongaya Gede dapat berjalan dengan lancar dan memberikan berkah bagi seluruh masyarakat” ujarnya. (bp/ken)