DENPASAR, Balipolitika.com- Mahal tak menjamin kualitas terbaik. Kabar mengejutkan datang dari Holland Bakery, Jalan Teuku Umar, Denpasar Barat, Provinsi Bali.
Pasalnya, toko roti berkelas itu disorot lantaran kabarnya membuat satu keluarga masuk rumah sakit, termasuk bayi berusia 10 bulan usai mengonsumsi roti tawar merk Holland Bakery dengan toping kecoak.
Dalam rekaman video berdurasi 52 detik, sang konsumen menunjukkan kecoak tersebut terselip di sudut dan menyatu dengan roti yang ia dan keluarganya konsumsi.
“Gue makan sekalian bikin puding buat bayi. Terus gue lihatlah ada bagian yang cokelat-cokelat ini, kenapa? Tapi kan kayak nggak masuk akal ya, ada roti tawar ada bagian cokelat-cokelatnya. Terus gue potonglah. Kelihatan ya, baru gue potong ini. Terus pas gue lihat ini apa? Ternyata tuh, kecoak dong. Gila, Holland Bakery, yang bener dong. Ini udah nggak higienis lagi. Astaga,” keluh sang konsumen.
“Ini ya! Baru beli itu kemarin. Kan dia masa berlakunya 3 hari ya. Ini tanggal 6 (6 Januari 2025, red). Berarti make sense dong, tanggal 5, 6, 7, 8 (Januari 2025, red). Gila loh. Astaga. Masuk akal nggak sih? Nih kitchen-nya berarti nggak bersih berarti ini,” sambung sang konsumen.
Diduga karena toping kecoak ini, usai mengonsumsi roti tersebut, termasuk dijadikan puding untuk bayi, pada malam hari, pasutri ini mual-mual dan muntah demikian juga dengan sang bayi.
Keesokan harinya, barulah ketahuan ketika pasutri itu hendak membuat puding kembali untuk bayinya; saat mengambil selembar roti tawar, terlihat bercak kehitaman yang belakangan diketahui adalah kecoak.
Mengetahui hal tersebut, sebagai konsumen yang baik dan tidak ingin ada korban lain, pasutri ini pun merasa keberatan sebab kuat dugaan roti tawar yang mereka konsumsi adonannya sudah bercampur dengan bakteri kecoak.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial GVR (31 tahun) membenarkan musibah yang dialami keluarganya.
“Karena itu, kita ke rumah sakit. Diagnosa saya dan anak sudah keluar, yakni konsumsi roti berisi bakteri kecoak. Diagnosa suami belum keluar,” tutur korban GVR, Selasa, 14 Januari 2025.
GVR pun mengaku pihaknya mengajukan keberatan dan berkomunikasi dengan Holland Bakery yang kemudian disebut sudah meminta maaf.
Holland Bakery pun disebut ingin menyelesaikan masalah tersebut, namun sampai saat ini itikad baik tersebut tidak jelas penyelesaiannya mengingat korban sekeluarga terpaksa harus ke rumah sakit lantaran mengonsumsi roti Holland Bakery bertoping kecoak.
Tak main-main dengan musibah yang dialaminya bersama sang bayi berusia 10 bulan, GVR pun mengaku sudah menunjuk kuasa hukum jika kasus ini berlanjut.
Terpisah, pihak Holland Bakery melalui Asisten Supervisor membenarkan bahwa ada customer membeli roti pekan kemarin di mana sang konsumen kembali datang membawa bukti (roti toping kecoak, red) dan mengajukan keberatan.
Diketahui bahwa dengan adanya peristiwa tersebut, gerai Holland Bakery, Jalan Teuku Umar, Denpasar Barat, telah berkoordinasi dengan kantor pusat di Jakarta untuk pertanggungjawaban.
“Manajer sudah pulang. Beliau hanya sampai jam 16.00. Informasi yang saya dapat, dari pusat mau beri pertanggung jawaban,” tegas Asisten Supervisor bernama Reza. (bp/sat/ken)