PERHATIAN KHUSUS: Made Muliawan Arya, S.E., M.H., Calon Gubernur Bali Nomor Urut 01 saat bercengkrama dengan masyarakat Banjar Sakenan Belodan, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Rabu, 2 Oktober 2024.
TABANAN, Balipolitika.com– Made Muliawan Arya, S.E., M.H., Calon Gubernur Bali Nomor Urut 01 soroti rendahnya penyerapan pupuk di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Tabanan.
Hal tersebut disampaikan De Gadjah- sapaan akrab Made Muliawan Arya- saat berkampanye di Banjar Sakenan Belodan, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, Rabu, 2 Oktober 2024.
Menurut De Gadjah hal ini menjadi kendala dalam meningkatkan sektor pertanian yang merupakan penunjang utama pariwisata di Bali.
“Bali paling rendah penyerapan pupuknya. Jadi entah siapa yang bermain. Setelah saya berdiskusi dengan Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Pertanian, ternyata Bali memang paling rendah dalam penyerapan pupuk bersubsidi,” ucap politisi yang juga Ketua Persatuan Tinju Amatir Nasional (Pertina) Provinsi Bali sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Beladiri (Perikhsa) Bali, Rabu, 2 Oktober 2024.
Ia menyampaikan komitmen untuk memastikan pupuk subsidi kembali ke masyarakat dan serapannya meningkat alias memutus dugaan mata rantai “permainan” yang selama ini terjadi.
“Kami datang ke masyarakat agar pupuk subsidi itu kembali ke masyarakat, dan serapannya banyak, bahkan semua. Tidak boleh ada tebang pilih,” tegasnya.
De Gadjah juga menegaskan pentingnya menjaga sektor pertanian dan pariwisata di Bali.
Pasangan Putu Agus Suradnyana di Pilgub Bali 2024 itu ingin menjadikan pariwisata di Bali berbasis budaya, dengan pertanian, UMKM, dan sport tourism sebagai pendukungnya.
“Jadi kita di Bali ini pariwisata harus berbasis budaya, itu yang utama, pertanian, UMKM dan sport tourism. Jadi pariwisata itu harus satu kesatuan,” jelasnya.
Terkait dengan alih fungsi lahan di Jatiluwih yang disoroti dalam perhelatan World Water Forum ke-10 di Bali sekaligus menjadi atensi World Wide Fund for Nature alias WWF, De Gadjah mengaku akan mengkajinya lebih dalam.
“Belum memahami detailnya, kami harus jaga adat dan istiadat budaya Bali. Kami akan kaji lagi, biar kami tidak salah jawab. Nanti setelah itu matang, akan kami sampaikan,” ujar De Gadjah.
“Dan kami harus bicara pada masyarakat Jatiluwih gimana kondisi di sana. Kami nanti (ketika menjadi Gubernur Bali, red) akan mengambil keputusan dan kebijakan itu pro rakyat. Bukan orang tertentu saja,” terangnya. (bp/ken)