DENPASAR, Balipolitika.com– Calon Gubernur Bali Nomor Urut 02, Wayan Koster kembali melontarkan pernyataan kontroversial soal sikapnya terkait perhelatan Piala Dunia U-20 yang batal digelar di Indonesia dan Provinsi Bali sebagai salah satu tuan rumah.
Dalam Debat Publik II Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Tahun 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali di Bali Beach Convention, The Meru, Sanur, Denpasar, Sabtu, 9 November 2024, Wayan Koster memaparkan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah menolak Timnas Israel U-20.
“Terkait dengan bola, saya tidak menolak Tim Israel ke Bali,” ungkap Wayan Koster, Sabtu, 9 November 2024.
Pernyataan ini sangat plin-plan mengingat sebelumnya pada Kamis, 25 April 2024 Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster meminta maaf atas batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia pada 2023.
Perlu dicatat, FIFA memutuskan membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah setelah sempat ada surat penolakan Koster atas kehadiran Tim Nasional (Timnas) Israel U-20 sebagai salah satu peserta.
“Perlu dicatat, saya tidak anti-sepakbola. Masyarakat Bali saya harap menyadari posisi saya yang sulit pada saat itu. Semeton Bali dan anak-anak muda pencinta bola khususnya, tentu saja atas hal tersebut, saya mohon maaf,” kata Koster, seperti dikutip dari situs resmi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI Perjuangan.
Flasback ke belakang, rekam jejak digital menegaskan bahwa Wayan Koster, Gubernur Bali periode 2018-2023 sama sekali tidak menyesal telah menolak Timnas Israel-U20 hadir di Provinsi Bali hingga berbuntut batalnya Indonesia menjadi Host Piala Dunia U-20 Tahun 2023 silam.
Tak hanya tidak menyesal, sebaliknya, Wayan Koster justru mengungkapkan rasa bangganya bisa menolak Tim Nasional Israel bertanding di Bali di ajang Piala Dunia U-20 tersebut.
Rasa bangga itu disampaikan Wayan Koster secara terbuka di depan para undangan acara penyerahan piagam penghargaan untuk peserta Lomba Ogoh-Ogoh Tingkat Kabupaten dan Kota se-Bali serangkaian hari suci Nyepi Tahun Saka 1945.
Kala itu, Wayan Koster menyerahkan hadiah Lomba Ogoh-Ogoh se-Bali Tahun 2023 di tingkat Kabupaten/Kota se-Bali pada Kamis (Wraspati Paing, Prangbakat) 6 April 2023 di Jayasabha, Denpasar didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, Kepala Dinas PMA Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. Wayan ”Kun” Adnyana, Majelis Desa Adat Provinsi Bali, dan Ketua PHDI Provinsi Bali.
“Orangnya kecil, tapi khasiatnya besar. Coba saja, Tim Israel pun ditolak. Coba mana ada, tidak ada. Cuma Gubernur Bali yang bisa,” kata Wayan Koster disambut meriah tepuk tangan para undangan.
Masih sangat jelas dalam ingatan publik Wayan Koster merupakan salah satu kepala daerah terdepan yang menolak kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 hingga FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.
Wayan Koster berdalih menolak kedatangan Timnas Israel karena dinilai tak sejalan dengan kebijakan politik Indonesia terkait penjajahan terhadap Palestina padahal beberapa bulan sebelumnya Parlemen Israel aman-aman saja menghadiri Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali di mana kala itu 110 perwakilan negara, termasuk delegasi dari Israel disambut hangat oleh Ketua DPR RI Puan Maharani yang juga politisi PDI Perjuangan.
Kala itu DPR RI berstatus sebagai tuan rumah dan bertindak sebagai Majelis Umum Sidang ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU).
Tidak ditolak Wayan Koster, Parlemen Israel hadir di IPU General Assembly ke-144, Nusa Dua, Bali pada Maret 2022 yang mengambil tema ‘Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change’.
Setahun berlalu, pasca Wayan Koster “menepuk dada” tanda bangga telah sukses menolak Timnas Israel U-20 yang berbuah sanksi tegas FIFA berupa pembatalan status Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu tiba-tiba minta maaf.
Permintaan maaf ini disampaikan Wayan Koster menjelang perhelatan akbar Pemilihan Gubernur Bali 2024-2029 di mana dirinya berstatus petahana sekaligus salah satu kandidat kuat yang berpeluang diusung kembali oleh PDI Perjuangan.
Permintaan maaf itu disampaikan Wayan Koster saat diwawancarai oleh Host Podcast Bali Konten Gus Hendra yang dirilis, Kamis, 18 April 2024.
“Kalau itu terjadi di Bali pertandingannya (Timnas Israel, red) bisa dibayangkan. Ini pilihan yang saya sadari sangat sulit. Tidak bisa dikompromikan. Perlu dicatat, saya tidak anti sepakbola. Masyarakat Bali itu agar menyadari posisi saya yang sulit pada saat itu. Misal semeton Bali dan anak-anak muda pecinta bola khususnya tentu saja atas hal tersebut (batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia, red) saya mohon maaf,” ucap Wayan Koster.
Mantan Gubernur Bali masa bakti 2018-2023 menjelaskan ada yang memang perlu diclearkan kepada masyarakat di Bali.
Tegasnya harus dicatat bahwa posisi ia bukan menolak Piala Dunia U-20, tetapi menolak kehadiran Timnas Israel U-20 untuk bertanding di Bali.
Wayan Koster mengaku sebanyak tiga kali sebelumnya mengonfirmasi ke panitia pusat.
Awalnya disampaikan Timnas Israel tidak akan ikut Piala Dunia U-20 karena tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.
Karena tidak ada hubungan diplomatik sehingga Tim Israel tidak akan ikut. Kemudian konfirmasi lagi yang kedua, mendapat jawaban dari panitia pusat Israel ikut, tapi belum tentu lolos kualifikasi Itu jawabannya.
Ketiga, dikonfirmasi lagi selang seminggu dimonitor terus ini karena akan ada pengawasan soal kehadiran Tim Israel.
Ternyata Tim Israel ikut dan lolos kualifikasi kemudian dikonfirmasi lagi ke panitia pusat jawabannya lolos, tapi belum tentu ikut di Bali.
Koster mengatakan pihaknya selalu berkomunikasi dengan panitia pusat.
Saat itu Koster juga tak tidak mau menyalahkan panitia pusat, tapi begitu kenyataan dan jawabannya.
Karena kondisi inilah penolakan terhadap Timnas Israel makin kuat dan akhirnya pada 11 Maret 2023 pukul 20.00 malam Wayan Koster mendapat konfirmasi Tim Israel lolos kualifikasi dan akan ikut bertanding di Bali.
“Tentu saja saya harus menyikapi ini dengan melihat berbagai pertimbangan. Pertama adalah secara ideologis itu dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung itu tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel dan kemudian juga ada aturan di Kementerian Luar Negeri itu,” katanya. (bp/ken)