DENPASAR, Balipolitika.com- Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar Nomor Urut 2, I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa alias Paket Jaya-Wibawa siap mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi Bali terkait penanganan masalah sampah yang tak kunjung tuntas.
Paslon Jaya-Wibawa tak memungkiri masalah sampah menjadi pekerjaan rumah alias PR besar di Kota Denpasar.
Tak tinggal diam, di periode pertama kepemimpinannya, Jaya-Wibawa berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Bali sejatinya telah melakukan banyak usaha untuk mengatasi problem tersebut.
Antara lain melalui pengelolaan sampah berbasis TPS3R maupun dengan TPST.
Termasuk menyiapkan mesin plastik yang mengolah sampah menjadi tas kresek dan juga paving block.
Sayangnya, terobosan-terobosan tersebut belum menunjukkan hasil maksimal seiring terus bertambahnya beban volume sampah yang dihadapi Pemerintah Kota Denpasar.
”Pada intinya kami sangat mendukung kebijakan dari Pemerintah Provinsi Bali yang akan membangun pengelolaan sampah dengan incinerator berbasis teknologi dan sampah itu diselesaikan,” ungkap I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam Debat KPU Denpasar bertema ”Dinamika dan Tantangan Kota Denpasar Menuju Smart City” baru-baru ini.
Terkait sektor pariwisata yang menjadi salah satu pundi-pundi Penghasilan Asli Daerah (PAD) Kota Denpasar, Paket Jaya-Wibawa berkomitmen menyeimbangkan antara pariwisata Sanur dengan kecamatan-kecamatan lain dengan cara memaksimalkan keberadaan desa wisata, contohnya di Desa Kesiman Kertalangu dan Subak Sembung.
Upaya lain untuk menggenjot PAD Kota Denpasar, ungkap Paket Jaya-Wibawa akan dimaksimalkan melalui Society 5.0 dalam bidang teknologi untuk melahirkan entrepreneur-entrepreneur andal maupun pelaku startup di Kota Denpasar.
Contoh nyata dalam upaya mencetak entrepreneur-entrepreneur andal tersebut dicontohkan Paket Jaya-Wibawa dengan menyebut dua nama, yakni Gede Anta dan Gus Krisna.
”Kami juga ingin meningkatkan perekonomian melalui sistem QR code. Nanti daerah-daerah wisata kami akan pasang QR code. Kemudian akan menjadi storytelling nanti untuk para wisatawan ke depannya,” tambah I Kadek Agus Arya Wibawa. (bp/ken)