DENPASAR, Balipolitika.com- Pasca gagal menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Tahun 2023 silam karena intrik politik yang salah satunya dipicu inkonsistensi sikap Wayan Koster dan penolakannya terhadap Timnas Israel U-20, perhatian dunia internasional kembali tertuju kepada Indonesia.
Perhatian ini sehubungan dengan kepemimpinan pengadil lapangan alias wasit laga Timnas Indonesia saat bertandang ke markas Timnas Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, Riffa, Kamis, 10 Oktober 2024.
Ahmed Al Kaf yang memimpin laga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 itu dinilai banyak pihak “merampok” kemenangan Timnas Indonesia yang sudah di depan mata.
Gol Bahrain yang tercipta di menit ke-90+9 atau 3 menit melebihi masa injury time babak kedua itu membuat kemenangan Timnas Indonesia sirna karena hasil imbang 2-2.
Berbeda dengan setiap gol Timnas Indonesia yang dicek secara detail oleh Ahmed Al Kaf melalui Video Assistant Referee alias VAR, gol kontroversial penyama kedudukan di menit-menit akhir ini tidak dicek oleh wasit asal Oman itu.
Merespons dugaan keberpihakan wasit Ahmed Al Kaf terhadap Timnas Bahrain, Calon Gubernur Bali Nomor Urut 01, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. alias De Gadjah menilai dunia melihat bahwa Timnas Indonesia dicurangi wasit.
Dalam pertandingan Timnas Indonesia versus Timnas Bahrain yang berakhir dengan skor imbang 2-2 tersebut De Gadjah menyebut seharusnya wasit meniup peluit tanda laga selesai sesuai tambahan waktu yang diberikan, yakni menit ke-90+ 6 menit atau maksimal awal menit ke-97.
“Gol penyama kedudukan yang dicetak pemain Timnas Bahrai terjadi di menit ke-99. Masalahnya di sini adalah wasit hanya menambahkan waktu sebanyak 6 menit sehingga pertandingan seharunya berakhir pada menit ke-96 atau maksimal awal menit ke-97. Kenapa lalu ada 3 menit gratis yang diberikan wasit Ahmed Al Kaf asal Oman kepada Timnas Bahrain yang posisinya tertinggal? Ada yang janggal menurut saya terkait kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf. Bagi saya ini sangat kontroversial dan membuat pertandingan olahraga yang seharusnya mengedepankan sportivitas menjadi tercoreng. Meski demikian saya selaku pribadi berharap segenap skuad Timnas Indonesia untuk fokus menghadapi laga kontra Timnas China di laga berikutnya. Mari buktikan kepada dunia bahwa kita bisa,” ungkap De Gadjah, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Sebelumnya, untuk meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat, Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. dan Putu Agus Suradnyana, S.T. (Mulia-PAS) menggelar nonton bareng (nobar) Bahrain vs Indonesia di Rumah Pemenangan Mulia-PAS di bilangan Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, Kamis, 10 Oktober 2024 malam.
Kegiatan nobar ini menarik perhatian ratusan pecinta sepak bola, yang dengan antusias menyaksikan pertandingan seru antara kedua kesebelasan.
Suasana hangat dan penuh semangat tercipta di tengah penonton, yang datang tidak hanya untuk menikmati pertandingan, tetapi juga merasakan kebersamaan dalam mendukung tim nasional.
Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS, I Kadek Budi Prasetya atau yang akrab disapa Mr. Rambo, menjelaskan bahwa kegiatan nobar ini bukan hanya sekadar untuk menonton pertandingan sepak bola, tetapi juga sebagai wujud dukungan nyata kepada Timnas Indonesia.
Menurutnya, nobar menjadi ajang untuk menyatukan para pecinta bola di Bali, khususnya para pendukung Timnas Indonesia yang berlaga di kancah internasional.
“Nobar yang digelar Paket Mulia-PAS bertujuan untuk menampung para pecinta bola, sekaligus menjadikan momen kebersamaan yang dapat mempererat tali silaturahmi di antara kita,” paparnya.
Tidak hanya sekadar nobar, Paket Mulia-PAS juga memastikan bahwa acara ini berlangsung meriah dan nyaman bagi para penonton.
Fasilitas seperti kopi, teh, serta makanan ringan berupa nasi jinggo disediakan untuk menambah kenyamanan peserta nobar.
Selain itu di tengah acara juga dibagikan kepada penonton secara gratis puluhan bola dengan logo Mulia-PAS 1.
“Semoga antusias masyarakat pecinta bola yang menyaksikan setiap laga Timnas Indonesia makin kuat,” terangnya.
Sementara, Made Muliawan Arya alias De Gadjah juga turut serta menonton dan membakar semangat pendukung timnas.
Ketua Partai Gerindra Bali itu juga mengajak agar tetap mendukung Mulia-PAS agar kehadiran event Piala Dunia di Bali bukan hanya mimpi dan tidak ditolak lagi.
“Apakah kalian ingin Piala Dunia diadakan di Bali?” pekik lantang pertanyaan De Gadjah disambut dengan antusiasme penonton menjawab “ya”.
Kehadiran nobar ini juga diharapkan menjadi salah satu cara efektif untuk memupuk semangat nasionalisme dan mendukung tim kebanggaan tanah air.
Melalui momen kebersamaan seperti ini, Paket Mulia-PAS berupaya menunjukkan perhatian dan kepeduliannya terhadap aspirasi masyarakat Bali, khususnya yang memiliki kecintaan terhadap sepak bola. (bp/ken)