BELUM CAIR: I Nyoman Giri Prasta berfoto bersama Penjabat Bupati Buleleng I Ketut Lihadnyana saat pembagian Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kabupaten Badung, Sabtu, 21 September 2024 lalu.
BULELENG, Balipolitika.com– Kabupaten Buleleng terdiri dari 9 kecamatan, 19 kelurahan, dan 129 desa. Dari 129 desa ini, 1 desa dipastikan tidak menerima guyuran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kabupaten Badung yang tak kunjung cair hingga kini meski secara simbolis diserahkan pada Sabtu, 21 September 2024 lalu.
Menarik diketahui, desa dinas yang tidak menerima BKK Pemkab Badung tersebut adalah Desa Sembiran yang nota bene merupakan tempat kelahiran Wayan Koster alias pasangan I Nyoman Giri Prasta di Pilgub Bali 2024.
“Buleleng menerima BKK 128 desa, sedangkan jumlah desa 129. Ternyata Desa Sembiran nggak dapat karena Desa Sembiran tidak mengajukan,” ucap salah satu tokoh Buleleng yang enggan namanya ditulis.
Sebagaimana diketahui, total dana BKK Pemkab Badung yang angkanya sudah dikantongi oleh 128 desa total sebesar Rp128 miliar.
Terkait tak kunjung cairnya dana BKK Badung yang sudah diserahkan secara simbolis ini, banyak pihak bertanya-tanya.
Pertanyaan tersebut bertalian erat dengan kondisi keuangan Pemkab Badung saat ini yang disebut-sebut terancam mengalami defisit hingga Rp3,4 triliun rupiah.
Di sisi lain, calon penerima BKK mengaku dana tersebut direncanakan untuk berbagai proyek pembangunan, tergantung pada kebutuhan masing-masing desa di Buleleng.
Beberapa desa berencana menggunakan dana tersebut untuk membangun kantor desa, sementara desa lain mungkin memiliki kebutuhan pembangunan yang berbeda.
Total dana Rp128 miliar ini dibagi rata untuk 128 desa, dengan masing-masing desa mendapat alokasi sebesar Rp 1 miliar.
Bantuan ini menjadi angin segar bagi desa-desa yang mengalami keterbatasan anggaran, terutama untuk pembangunan infrastruktur desa seperti kantor desa.
Dana ini juga akan membantu pemerintah desa meningkatkan pelayanan publik dan memperbaiki fasilitas yang ada, yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas hidup warga desa.
Komang Gangga Prebawa, Perbekel Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula mengatakan bahwa belum ada pencairan dari pihak Kabupaten Buleleng ke pihak desa.
“Saya belum bisa memastikan kapan bantuan itu akan cair. Tapi secara simbolis penyerahan sudah dilakukan pada Sabtu, 21 September 2024,” ujarnya.
Gangga Prebawa menjelaskan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan kantor desa Penuktukan, dan kemungkinan keterlambatan ini disebabkan oleh kendala administratif.
Menurut Gangga Prebawa, skema pencairan dana BKK ini adalah melalui rekening Pemerintah Kabupaten Buleleng, kemudian didistribusikan ke rekening masing-masing desa dinas.
“Dana tersebut akan masuk ke rekening Pemkab Buleleng, baru kemudian disalurkan ke desa-desa. Mayoritas alokasinya digunakan untuk pembangunan kantor desa, karena banyak desa yang tidak memiliki dana untuk proyek semacam itu,” paparnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Gede Muliarta, Perbekel Desa Banyuatis.
Menurutnya, Desa Banyuatis juga mengajukan proposal untuk pembangunan kantor kepala desa.
Namun, dana tersebut belum juga cair meskipun penyerahan simbolis sudah dilakukan.
“Informasinya sudah diserahkan ke Pj Bupati, namun dana belum sampai ke desa. Pada waktu penyerahan, saya tidak ikut, dan hanya Sekretaris Desa saya yang hadir. Hingga saat ini, kami masih menunggu proses pencairan dari kabupaten,” ungkapnya. (bp/tim)